Strategi aksi mitigasi untuk mencegah kerusakan lingkungan
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau untuk mewujudkan target zero emisi karbon pada 2030.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan Pemprov Sumsel terus berupaya dalam mengendalikan perubahan iklim melalui pengurangan gas emisi rumah kaca.
“Caranya dengan melakukan strategi aksi mitigasi untuk mencegah kerusakan lingkungan,” kata Mawardi setelah acara Sosialisasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030 di Palembang, Rabu.
Menurutnya dalam rangka mendukung program pengendalian perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), Pemprov Sumsel mempunyai strategi mitigasi.
Beberapa perangkat/regulasi untuk mendukung aksi mitigasi dan adaptasi itu pun sudah dibuat diantaranya adalah Dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Provinsi Sumatera Selatan dan Masterplan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Berbasis Sumber Daya Alam Terbarukan.
Baca juga: KLHK minta Sumsel aktif dalam penurunan emisi gas rumah kaca
Baca juga: Sumsel tingkatkan ekstensifikasi wujudkan produksi 2,9 juta ton GKG
Selain itu program tersebut, Pemprov Sumsel juga melakukan tindakan nyata seperti pengendalian kebakaran hutan dan lahan khususnya di lahan gambut.
Ada juga rehabilitasi hutan dan lahan serta aksi nyata lainnya yang sejalan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Hal itu juga didukung dengan kebijakan terkait di tingkat kabupaten/kota seperti Dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) tingkat kabupaten/kota.
Ia melanjutkan, kegiatan lain yang juga dilakukan Pemprov Sumsel yaitu Integrasi Program Iklim dalam indikator RPJMD serta Renstra, sosialisasi, penyuluhan dan fasilitasi pelaksanaan bekerja sama dengan dunia usaha.
Demikian juga pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha serta para pihak terkait lainnya diharapkan dapat bekerja bersama secara kolektif melalui aksi percepatan dan implementasi langkah langkah mitigasi domestik.
Kemudian, berperan untuk melindungi, melestarikan dan memulihkan alam dan ekosistem dalam memberikan manfaat untuk adaptasi dan mitigasi iklim sambil memastikan perlindungan sosial dan lingkungan.
Kegiatan sosialisasi ini lanjut Mawardi Yahya merupakan salah satu langkah awal penyebarluasan informasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030 khususnya di Provinsi Sumatera Selatan.
Kegiatan sosialisasi ini akan dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Kerja Indonesia's FOLU Net Sink 2030 di Provinsi Sumatra Selatan yang bertujuan untuk menyusun suatu dokumen perencanaan yang menjabarkan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca dengan tahun 2030 di Provinsi Sumatera Selatan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta Provinsi Sumatera Selatan berperan aktif dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ruandha Agung Sugardiman mengatakan Sumsel menjadi salah satu provinsi di Tanah Air yang dianggap dapat berkontribusi dalam target penurunan emisi Gas Rumah Kaca lantaran memiliki kawasan hutan, gambut, dan mangrove terbilang luas dan masih berkondisi baik.
“Tinggal lagi bagaimana penanganan kebakaran hutan dan lahannya, jika bisa ditekan sampai tidak ada, maka akan sangat berkontribusi besar,” kata Ruandha dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: Merawat dan memuliakan gambut
Baca juga: PLTU Sumsel 8 terapkan teknologi andal yang bisa mengurangi emisi
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022