cukup banyak yang dilakukan gubernur dan wali kota yang mulai menata BaznasJakarta (ANTARA) - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad bersyukur bahwa lembaga yang dipimpinnya kini sudah tak lagi dipandang sebagai organisasi masyarakat maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) oleh masyarakat utamanya pemerintah daerah.
"Baznas tidak lagi dipandang sebagai Ormas, Baznas tak lagi dipandang seperti LSM. Sehingga cukup banyak yang dilakukan gubernur dan wali kota yang mulai menata Baznas yang menjadi bagian dari pemerintah itu sendiri," ujar Noor dalam Rapat Koordinasi Nasional Baznas di Jakarta, Rabu.
Noor menceritakan dulu Baznas selalu dipandang sebelah mata, padahal kehadirannya dapat bersinergi membantu menyukseskan sejumlah program-program pemerintah daerah seperti pengentasan masyarakat miskin hingga kesejahteraan umat.
Baznas kerap mendapatkan porsi yang minim baik untuk fasilitas maupun sosialisasi. Kurangnya pengikutsertaan partisipasi Baznas oleh Pemda membuat masyarakat belum mengenal lebih jauh soal lembaga filantropi tersebut.
Baca juga: Baznas optimistis pengumpulan zakat dapat sesuai target
Baca juga: Wapres: Keberadaan BAZNAS krusial bantu pemerintah entaskan kemiskinan
Akan tetapi saat ini, kata dia, Baznas telah mendapatkan tempat di pemerintahan, menjadi mitra dalam sejumlah program.
"Dulunya beberapa kantor Baznas di pojok masjid sekarang sudah diberi kantor sendiri. Dulu seakan-akan tidak diperhatikan sekarang mulai diperhatikan, kalau nanti masih ada yang belum diperhatikan akan dibahas di forum-forum," kata dia.
Noor mengatakan dalam memperkuat peran Baznas di daerah-daerah, Baznas akan terus bersinergi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri. Nantinya, tiga lembaga tersebut bakal bersatu-padu dalam menyukseskan program pengentasan rakyat miskin dan kesejahteraan umat.
"Kita harapkan program-program di daerah bisa dilaksanakan bersama-sama," kata dia.
Dalam Rakornas Baznas kali ini, ada sejumlah poin yang menjadi pembahasan, pertama penguatan lembaga dan manajemen, penguatan sumber daya manusia, penguatan infrastruktur, hingga pengumpulan dan perluasan distribusi zakat.
Baca juga: Baznas target 8.706 pegawai ikut zakat profesi potensi Rp40 miliar
Akan tetapi saat ini, kata dia, Baznas telah mendapatkan tempat di pemerintahan, menjadi mitra dalam sejumlah program.
"Dulunya beberapa kantor Baznas di pojok masjid sekarang sudah diberi kantor sendiri. Dulu seakan-akan tidak diperhatikan sekarang mulai diperhatikan, kalau nanti masih ada yang belum diperhatikan akan dibahas di forum-forum," kata dia.
Noor mengatakan dalam memperkuat peran Baznas di daerah-daerah, Baznas akan terus bersinergi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri. Nantinya, tiga lembaga tersebut bakal bersatu-padu dalam menyukseskan program pengentasan rakyat miskin dan kesejahteraan umat.
"Kita harapkan program-program di daerah bisa dilaksanakan bersama-sama," kata dia.
Dalam Rakornas Baznas kali ini, ada sejumlah poin yang menjadi pembahasan, pertama penguatan lembaga dan manajemen, penguatan sumber daya manusia, penguatan infrastruktur, hingga pengumpulan dan perluasan distribusi zakat.
Baca juga: Baznas target 8.706 pegawai ikut zakat profesi potensi Rp40 miliar
Baca juga: BAZNAS optimalkan aplikasi "Cinta Zakat" untuk transparansi dana
Baca juga: Baznas Jateng intensifkan pelatihan keterampilan kurangi kemiskinan
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022