Ini perlu dierami, ditetaskan, dan dibesarkan dalam inkubator bisnis
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan penciptaan wirausaha baru dari kampus tidak bisa dilakukan dengan cara konvensional atau lama.
"Ini perlu dierami, ditetaskan, dan dibesarkan dalam inkubator bisnis," katanya dalam sambutan di acara Kongres VI Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia bertajuk "Meneguhkan Kiprah Alumni UPI Membangun Negeri" secara daring, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Bagi dia, inkubator bisnis menjadi mesin pencetak wirausaha baru dari kalangan kampus atau perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan jumlah pengusaha di dalam negeri.
Kini, pihaknya bersama kementerian/lembaga lainnya sedang bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dalam menghadirkan inkubator bisnis di kampus.
"Inkubator bisnis ini menjadi mesin dalam mencetak entrepreneur baru yang kompetitif dan inovatif," ucap Menkop.
Untuk mendukung penciptaan wirausaha baru, pemerintah turut mendorong digitalisasi yang dibarengi pembangunan infrastruktur internet.
Berdasarkan laporan, sekitar 97 persen wilayah Indonesia sudah bisa dilayani oleh e-commerce sehingga target 30 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital di 2024 diharapkan dapat terwujud mengingat kini baru 19,5 juta UMKM yang sudah terdigitalisasi.
Menurut Teten, pandemi COVID-19 meningkatkan akselerasi UMKM masuk ke dalam ekosistem digital hingga 130 persen hanya dalam waktu 2,5 tahun. Selama 10 tahun keberadaan e-commerce di Indonesia, hanya ada delapan juta UMKM yang terdigitalisasi.
Namun, di sisi lain, produk yang diperjualbelikan di e-commerce banyak yang berasal dari produk impor. Karena itu, pihaknya mendorong institusi pendidikan mampu melahirkan wirausaha bukan hanya pedagang, tapi juga harus kuat di sektor produksi.
"Memang dulu ini sarekat (serikat) dagang, bukan sarekat produksi, tapi itu harus diubah saat ini mindset-nya bahwa sekarang kita ini juga sarekat produksi. Kita harus mengambil peluang ekonomi digital Indonesia yang diprediksi tahun 2030 menjadi terbesar di dunia atau mencapai Rp4.500 triliun," ungkap Menteri Teten.
Baca juga: Teten targetkan 2,5 juta UMKM miliki NIB pada tahun 2024
Baca juga: Teten ajak pedagang mie dan bakso berjualan secara online
Baca juga: Teten pastikan produk minyak makan merah diserap pasar
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022