Melalui pekerjaan proyek ini, ADHI terus melakukan pengembangan kompetensi di bidang prasarana perkeretaapian
Jakarta (ANTARA) - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan ikut menggarap pekerjaan MRT Fase 2A Contract Package 202 (CP 202) rute Harmoni-Mangga Besar.
PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menetapkan Shimizu ADHI Joint Venture-SAJV sebagai kontraktor pelaksana pembangunan MRT Jakarta Fase 2A CP202.
Proyek konstruksi MRT Fase 2A CP 202 merupakan kerja sama Shimizu dan ADHI dengan porsi ADHI sebesar 35 persen. Sebelumnya, SAJV juga telah bekerja sama dalam pembangunan MRT Jakarta Fase 2A CP201 (Bundaran HI-Harmoni).
"Melalui pekerjaan proyek ini, ADHI terus melakukan pengembangan kompetensi di bidang prasarana perkeretaapian. Setelah sebelumnya mengerjakan proyek prasarana LRT Jabodebek dengan struktur elevated (layang), ADHI meningkatkan pengembangan kompetensi di prasarana perkeretaapian dengan struktur underground (bawah tanah)," kata Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Adapun proyek MRT Fase 2A CP 202 meliputi pembangunan tiga buah stasiun bawah tanah, serta jalur tunnel atau terowongan bawah tanah dari Harmoni sampai Mangga Besar.
Selain proyek MRT CP 202, ADHI meraih perolehan kontrak baru sebesar Rp15,9 triliun pada Juli 2022 dari sejumlah proyek di antaranya Construction Service Work Unit Rate (CS-WUR) di Riau, dan Masjid Raya Batam Center.
Pada Juli 2022, perolehan kontrak baru emiten berkode ADHI itu naik 104 persen dibandingkan perolehan kontrak pada Juli 2021 yang lalu sebesar Rp7,8 triliun.
Lebih lanjut, Farid mengatakan peningkatan dari capaian kontrak baru ini merupakan bukti dari proses pertumbuhan dan komitmen ADHI dalam meningkatkan kinerja secara berkala.
"Pencapaian pada kontrak baru kali ini, tidak hanya pada nilai kontrak yang diraih, tetapi juga pada kompetensi yang terus dikembangkan secara berkelanjutan," ujarnya.
Secara keseluruhan, realisasi kontrak baru berdasarkan sumber dana, dengan komposisi pemerintah sebesar 14 persen, BUMN dan BUMD sebesar 7 persen, sementara proyek kepemilikan swasta sebesar 79 persen.
Sedangkan berdasarkan lini bisnis, kontribusi kontrak baru didominasi lini engineering dan konstruksi sebesar 87 persen, bisnis properti dan hospitality sebesar 8 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Baca juga: MRT Fase 2A memasuki pengerjaan pintu masuk Stasiun Monas
Baca juga: Anies tetapkan tarif integrasi untuk transportasi massal Rp10.000
Baca juga: MRT Jakarta-Adhi Karya tandatangan kontrak pembangunan MRT Fase 2A
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022