Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan tekanan hebat yang dilakukan Rusia tidak membuat bangsa Ukraina terpecah belah dan menyerah.

“Tindakan Rusia tersebut terbukti justru membuat Bangsa Ukraina semakin bersatupadu. Peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina tahun ini menjadi sangat berarti,” ujar Vasyl Hamianin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Bangsa Ukraina dalam peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina ke-31 yang dilaksanakan pada 24 Agustus tahun ini optimistis mampu meraih kemenangan sepenuhnya atas invasi Rusia yang telah berlangsung selama 182 hari.

Vasyl Hamianin menuturkan sejumlah hasil positif berhasil diraih dalam upaya mendesak mundur kekuatan militer Rusia.

Dari medan tempur, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina sejak 24 Februari hingga 22 Agustus berhasil membuat Rusia mengalami kerugian besar.

Sedikitnya 45.400 tentara berhasil dieliminasi berikut 1.919 tank, 4.230 kendaraan lapis baja, 1.032 sistem artileri, 266 kendaraan peluncur roket, 145 sistem perang antipesawat, 234 pesawat, 198 helikopter, 3.149 kendaraan mobil militer dan tangki bahan bakar, 15 kapal militer, 815 UAV taktis, 99 peralatan militer khusus dan 194 rudal jelajah.

"Perjuangan bangsa Ukraina berhasil memaksakan Rusia menderita kerugian terbesar di wilayah Donetsk, yang sejak tahun 2014 melalui dukungan Vladimir Putin menjadi wilayah separatis yang menjadi negara boneka Moskow," ujar Vasyl.

Keberhasilan kekuatan bersenjata Ukraina memungkinkan dibukanya perdagangan. Salah satunya pada 22 Agustus, sedikitnya dua kapal dengan produk pertanian Ukraina meninggalkan pelabuhan Odesa melalui "koridor gandum".

Keberhasilan Ukraina untuk mengirimkan produk pertanian adalah sokongan nyata Ukraina mengatasi ancaman bencana kelaparan yang menghantui negara-negara yang mengandalkan produk pertanian Ukraina sebagai bahan pokok pangan.

“Tentu saja, keberhasilan yang diraih bangsa Ukraina menjelang peringatan hari kemerdekaan tidak bisa menghapus kesedihan akibat kehilangan nyawa yang ditanggung rakyat Ukraina akibat tindakan Rusia,” kata dia.

Kejaksaan Agung Ukraina mencatat sejak awal perang skala penuh Rusia melawan Ukraina, 373 anak-anak Ukraina tewas, 723 anak-anak terluka. Sebagian besar korban di antara anak-anak berasal dari wilayah Donetsk.

Jumlah korban jiwa ini terus bertambah akibat serangan Rusia. Pada 17 Agustus serangan roket Rusia di distrik Saltivskyi di Kharkiv menyebabkan 19 masyarakat sipil tewas dan sebuah bangunan tinggi lokal rusak.

Bahkan pada 22 Agustus, pasukan Rusia tanpa alasan yang jelas menembaki wilayah Sumy, Mykolaiv, Kharkiv, Dnipropetrovsk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Luhansk yang mengakibatkan tiga orang sipil tewas dan delapan warga terluka.

Vasyl menegaskan tindakan Rusia itu memperkuat tekad bangsa Ukraina untuk segera membebaskan setiap jengkal wilayah mereka dari penjajahan.

Sementara itu, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengatakan invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina tidak bisa dibenarkan.

“Bagaimanapun perdebatan strategisnya, dalam invasi ini jelas sekali bahwa Rusia di pihak yang salah dan Ukraina di pihak yang benar. Mencap orang yang membela Ukraina seakan-akan pro-Barat adalah persepsi yang salah,” kata dia.

Membela Ukraina, lanjut dia , berarti membela keadilan dan kebenaran, membela bangsa yang sedang ditindas dan diintervensi oleh bangsa asing, terlepas mereka didukung atau tidak oleh Barat, Timur, Utara dan Selatan.


Baca juga: Unicef ungkap keprihatinan terkait anak-anak korban konflik di Ukraina
Baca juga: Celios: Dampak konflik di Ukraina terhadap ekonomi perlu diwaspadai
Baca juga: Dino minta semua pihak berempati terkait konflik di Ukraina

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022