Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan industri furnitur dan kerajinan harus mulai berbenah mengingat selama ini pelaku usaha nasional di bidang tersebut sangat mengandalkan pasar ekspor.
“Di tengah kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian saat ini, pasar ekspor akan mengalami gangguan dan industri furnitur dan kerajinan harus mengubah haluan ke pasar dalam negeri,” kata Teten Masduki dalam Musyawarah Nasional VII Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) di Jogja Expo Center, Daerah Istimewa Yogyakarta, lewat keterangan resmi, Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Teten mengajak para pelaku industri furnitur agar mengoptimalkan potensi pasar dalam negeri dengan memanfaatkan kebijakan belanja pemerintah sebesar 40 persen untuk produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau setara dengan Rp400 triliun di tahun 2022.
Menurut Teten, industri furnitur bisa mengambil bagian di bidang penyediaan furnitur sekolah karena memiliki nilai potensi Rp54 triliun.
"Sebelumnya bangku sekolah harus ber-SNI (Standar Nasional Indonesia), tapi sekarang enggak perlu, sekarang dipangkas. Kita akan optimalkan ini, jadi mungkin belanja pemerintah kita optimalkan dan setiap tahun akan lebih mudah," ungkapnya.
Baca juga: Menperin pastikan kayu dan rotan tersedia dukung industri furniture
Pemerintah disebut tengah berbenah memaksimalkan kebijakan belanja sebesar 40 persen agar dapat diserap dengan baik oleh para pelaku usaha.
Menurut Menkop UKM, hal yang bisa dilakukan ialah memetakan kebutuhan pemerintah agar penyediaan produk dapat dilakukan secara maksimal.
"Kami berusaha sebelum masuk tahun baru, belanja pemerintah dipetakan kebutuhannya sehingga bisa tahu apa pengadaan pemerintah. Kalau mendadak kan tidak bisa," ujar Menteri Teten.
Pada kuartal I/2022, nilai ekspor furnitur Indonesia mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS atau lebih tinggi 15,87 persen dari tahun sebelumnya di periode yang sama.
Ekspor furnitur itu terdiri dari produk furnitur berbahan kayu yang mencapai 53,37 persen, diikuti furnitur rotan 7,24 persen, dan furnitur metal 3,95 persen dengan pangsa pasar Amerika Serikat.
Baca juga: Kemenperin sebut ekspor industri furnitur naik 33 persen
Melalui kegiatan yang diadakan Asmindo, diharapkan mampu memberikan peta jalan pengembangan industri furnitur dan kerajinan yang strategis bagi UKM.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asmindo, Anggoro Ratmadiputro mengakui industri permebelan dan kerajinan memang menghadapi masalah cukup berat karena dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.
Menurut Anggoro Ratmadiputro, hal tersebut juga berkaitan dengan pasar ekspor yang terganggu akibat beragam hal, seperti inflasi global dan geopolitik.
Dia mengajak pelbagai pemangku kepentingan terkait untuk menyiapkan strategi menghadapi pasar ekspor yang belum membaik dengan menggarap serius pasar dalam negeri karena masih dikuasai produk impor.
"Oleh karena itu, harus dilirik ini dan tentu tanpa kerja sama dengan pemerintah tidak akan berhasil. Kita ingin produk anak negeri jadi tuan di negeri sendiri," ucap Anggoro.
Baca juga: Rachmat Gobel ungkap peran industri mebel pada serapan tenaga kerja
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022