Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan pemahaman terkait ketahanan ideologi nasional bagi ribuan guru di DKI Jakarta guna mencegah penyebaran radikalisme.
"Kita harus mewaspadai akan adanya transnasional ideologi terutama intoleransi radikalisme yang bertentangan dengan jati diri bangsa,” kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa.
BNPT bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan bagi guru bertema "Merajut Kebhinekaan Dalam Rangka Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa".
Boy menyatakan, guru merupakan elemen penting dalam mencegah penyebaran ideologi radikal karena guru mengajarkan pelajar menjadi anak bangsa yang cinta Tanah Air dengan menjunjung tinggi nilai Pancasila dan Kebhinekaan.
Untuk mencegah tumbuh kembangnya radikalisme di lingkungan sekolah, Boy menuturkan, sekolah dan guru memperkuat pemahaman ketahanan nasional, revitalisasi nilai Pancasila dan moderasi beragama.
"Hal ini untuk menghadapi tantangan akan adanya ekspansi ideologi transnasional di tengah perkembangan teknologi," ujar jenderal polisi bintang tiga itu.
Baca juga: BNPT tinjau Sirkuit Formula E guna analisa ancaman terorisme
Baca juga: Antisipasi ancaman terorisme, PT MRT Jakarta teken MoU dengan BNPT
Boy juga memaparkan perkembangan terorisme secara global dan regional serta langkah pencegahan untuk memberikan gambaran kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta sehingga dapat menentukan langkah preventif dalam sinergi penanggulangan radikalisme terorisme di lingkungan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta Nahdiana mendukung langkah BNPT mengantisipasi penyebaran radikalisme di lingkungan pendidikan.
Nahdiana mengajak para guru untuk meningkatkan kapabilitas dalam penanaman nilai Pancasila dan rasa cinta Tanah Air terhadap anak didik.
“Saya berharap kita dapat meningkatkan kapabilitas diri kita dalam menyertai kehidupan anak-anak kita yang toleran, menghargai perbedaan agar muncul suasana kehidupan berbangsa yang damai," ujar Nahdiana.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022