New York (ANTARA) - Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor khawatir tentang pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell akhir pekan ini di Jackson Hole, Wyoming, yang diperkirakan akan memperkuat komitmen bank sentral untuk membasmi inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlokh 643,13 poin,atau 1,91 persen, menjadi menetap di 33.063,61 poin. Indeks S&P 500 jatuh 90,49 poin atau 2,14 persen, menjadi berakhir di 4.137,99 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 323,65 poin atau 2,55 persen, menjadi ditutup di 12.381,57 poin.
Tiga indeks utama mengalami penurunan harian terburuk sejak Juni, menurut Dow Jones Market Data.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumer non-primer dan teknologi masing-masing tergelincir 2,84 persen dan 2,78 persen, memimpin penurunan
Nvidia Corp terpangkas 4,6 persen dan Amazon.com Inc jatuh 3,6 persen, sementara Microsoft Corp dan Apple Inc masing-masing kehilangan lebih dari 2,0 persen, ketika imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun naik ke level tertinggi sejak 21 Juli.
Saham-saham teknologi dan saham dengan pertumbuhan lebih tinggi lainnya sering jatuh ketika imbal hasil obligasi naik.
Setelah reli musim panas di Wall Street berakhir pekan lalu, S&P 500 tetap turun sekitar 13 persen sejauh tahun ini, dan Nasdaq terperosok lebih dari 20 persen.
Indeks Volatilitas CBOE, pengukur ketakutan Wall Street, naik menjadi 23,9, tertinggi dalam lebih dari dua minggu.
Fokus ada pada pidato Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat (26/8/2022) di konferensi bank sentral di Jackson Hole untuk isyarat lebih lanjut tentang kemungkinan seberapa agresif Fed dengan kenaikan suku bunganya di masa depan.
"Powell akan mencoba terdengar hawkish untuk meredam ekspektasi inflasi dan memperketat kondisi keuangan. Jadi kemungkinan besar itu akan menjadi katalis negatif bagi pasar," Jay Hatfield kepala investasi di Infrastructure Capital Management di New York memperingatkan.
The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September, menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Namun, para pedagang terbagi antara kenaikan 50 basis poin dan kenaikan 75 basis poin oleh bank sentral setelah beberapa pembuat kebijakan baru-baru ini mendorong kembali ekspektasi poros dovish dan menekankan komitmen Fed untuk memerangi inflasi.
Investor juga akan mencari rincian tentang rencana Fed untuk mengurangi neraca hampir 9 triliun dolar AS, sebuah proses yang dimulai pada Juni.
Kekhawatiran perlambatan melanda pasar secara global. Bank sentral China memangkas beberapa suku bunga pinjaman utama pada Senin (22/8/2022) dalam upaya untuk mendukung ekonomi yang melambat dan sektor perumahan yang tertekan.
Juga menjadi sentimen negatif di Wall Street, saham Eropa turun setelah Gazprom Rusia mengatakan pekan lalu akan menghentikan pasokan gas alam ke Eropa selama tiga hari pada akhir Agustus.
AMC Entertainment Holdings Inc anjlok 42 persen setelah pencatatan saham preferen jaringan bioskop itu mulai diperdagangkan dan saingannya yang berbasis di Inggris, Cineworld Group, memperingatkan kemungkinan pengajuan kebangkrutan.
Signify Health Inc melonjak 32 persen menyusul laporan pada Minggu (21/8/2022) bahwa UnitedHealth Group Inc, Amazon, CVS Health Corp dan Option Care Health Inc menawar untuk mengakuisisi perusahaan.
Volume transaksi di bursa AS relatif ringan, dengan 9,9 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 10,8 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.
Baca juga: Wall St turun karena imbal hasil naik, indeks catat kerugian mingguan
Baca juga: Wall Street naik moderat, terangkat saham sektor teknologi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022