Program ini memberikan pendampingan bagi para mualaf terkait penguatan kapasitas diri, peningkatan keterampilan serta bantuan berkelanjutan untuk kemandirian ekonomi

Makassar (ANTARA) - Yayasan Hadji Kalla bersama Daarut Tauhiid Peduli meluncurkan Program Pemberdayaan Mualaf yang akan menyasar tiga titik lokasi, yaitu dua titik area Kota Makassar dan satu titik di Kabupaten Gowa.

"Dimulai dari peluncuran di Makassar, program yang dihadirkan di momen HUT Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia ini akan digulirkan selama tiga bulan ke depan," kata Manajer Bidang Islamic Care Yayasan Hadji Kalla, Salman Febriyansyah di Makassar, Senin.

Ia menyebutkan program ini memberikan pendampingan bagi para mualaf terkait penguatan kapasitas diri, peningkatan keterampilan serta bantuan berkelanjutan untuk kemandirian ekonomi.

“Yayasan Hadji Kalla memberikan bantuan kepada mualaf ini dengan harapan ada kegiatan produktif yang bisa terus dilakukan. Dengan mereka bisa mandiri dan lebih produktif, maka usahanya nanti bisa terus dikelola dan memberikan manfaat untuk orang-orang yang ada di dalamnya," katanya.

Tahap pertama, kata dia, diadakan pertemuan dengan pembinaan keagamaan secara intensif selama sepekan. Mereka akan dibimbing langsung oleh ustaz atau guru yang berpengalaman di bidangnya.

Selain itu, juga akan ada pembekalan bidang ekonomi, termasuk pemberian modal usaha. Pertemuan tiap pekannya akan mengoptimalkan berbagai materi terkait pemasaran produk dari media sosial.

Salah satu pemateri yang dihadirkan adalah ustadzah Aliyah, sebagai mentor menjahit untuk usaha mandiri menjahit di salah satu titik pemberdayaan.

Ia mengaku senang bisa berbagi ilmu, khususnya ibu-ibu yang banyak menghabiskan waktunya di rumah bisa lebih produktif dengan kegiatan menjahit.

"Sangat dibutuhkan di zaman sekarang, contoh kecil misalnya ketika menjahit jilbab perempuan. Produk ini sangat banyak peminatnya," katanya.

Bantuan produktif ini diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla untuk stimulus kepada para mualaf yang dibantu agar memperoleh pemasukan yang dikelola secara mandiri.

Diharapkan bahwa kelompok yang dibantu bisa lebih aktif dalam mengelola bantuan yang diperoleh dengan membuat usaha secara mandiri, demikian Salman Febriyansyah.

Baca juga: ACT merajut asa mualaf Sulsel hingga ke pelosok

Baca juga: Mualaf Pegunungan Meratus di Balangan mendapat pembinaan

Baca juga: Wilayah 3 T di Sulsel disasar ekspedisi Ramadhan IZI

Baca juga: Gandeng kitabisa.com, ACT wujudkan pembangunan masjid mualaf di Makula

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022