Kalau mau berpartisipasi terlibat dalam sustainable finance, sejak 2018 Kementerian Keuangan sudah mengeluarkan green sukuk ritel

Jakarta (ANTARA) - Presidency Chair Suistainable Finance Working Group (SFWG) Kementerian Keuangan Dian Lestari mengatakan generasi muda bisa berkontribusi dalam upaya transisi energi dengan melakukan investasi melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk hijau.

“Kalau mau berpartisipasi terlibat dalam sustainable finance, sejak 2018 Kementerian Keuangan sudah mengeluarkan green sukuk ritel,” ujar Dian dalam G20 BI Stronger Fest bertajuk Indonesia Menuju Keuangan Berkelanjutan secara hybrid di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan generasi muda yang berinvestasi pada instrumen sukuk hijau dalam beberapa tahun terakhir mengalami tren kenaikan. Ia optimistis generasi ini mulai memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengendalian iklim dan kelestarian lingkungan.

“Dilihat dari komposisi investornya, sudah ada pangsa khusus yang berasal dari generasi milenial, atau generasi Y,” ujar Dian.

Ia menjelaskan, pada Sukuk Ritel (SR) seri SR008 yang terbit pada 2019, investor yang berasal dari generasi muda pada sisi sharenya sudah mencapai 33,7 persen atau 4.830 orang, meskipun, dari sisi volumenya masih di kisaran 17 persen.

Lalu, dari penerbitan seri SR016 awal tahun ini, Kementerian Keuangan mencatat hampir 50 persen investor berdasarkan kelompok usia berasal dari generasi muda. Ia mengajak generasi muda, baik yang baru atau sudah berpengalaman untuk terlibat dalam pembiayaan seri SR017 yang akan dikeluarkan oleh pemerintah pada 19 Agustus - 14 September 2022 nanti.

Dian mengatakan akan terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong generasi muda terlibat dalam pembiayaan keuangan berkelanjutan ini. Ia berencana akan memasukkan kurikulum pembangunan ekonomi hijau pada berbagai sekolah di tanah air, dimulai dari Sekolah Dasar (SD). Ia berharap faktor lingkungan dan sustainability selalu menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan pemerintah.

Kementerian Keuangan mencatat, dampak penerbitan sukuk hijau sudah terlihat dari berbagai proyek hijau seperti pembangunan jalur ganda kereta api lintas Jawa sepanjang 727 kilometer, 121 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), mini hydro dan micro hydro dan sebanyak 3,4 juta kepala keluarga yang memperoleh manfaat dari sistem pengolahan limbah.

Baca juga: Menkeu: Penerbitan sukuk hijau global telah mencapai 5 miliar dolar
Baca juga: KLHK: Instrumen inovatif dikembangkan dukung perlindungan lingkungan
Baca juga: Wamenkeu: Pendanaan publik harus dilakukan guna tarik investasi swasta

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022