Jakarta (ANTARA) – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatatkan pertumbuhan premi bruto yang signifikan per 31 Juni 2022 dengan ditopang sejumlah lini bisnis.


Presiden Direktur Tugu Re Adi Pramana mengatakan pihaknya membukukan premi bruto senilai Rp1,56 triliun sepanjang semester I/2022. Realisasi itu bertumbuh sekitar 41 persen (year-on-year/yoy) bila dibandingkan dengan premi bruto Tugure pada semester I/2021 yang tercatat senilai Rp1,11 triliun.


Premi bruto Tugure pun telah mencapai 60 persen dari target yang ada dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022.


Adi menjelaskan realisasi premi bruto pada semester I/2022 tersebut ditopang oleh sejumlah lini bisnis.


“Kenaikan premi pada 30 Juni 2022 dibandingkan periode yang sama yoy utamanya dari bisnis Onshore, Miscellaneous, Personal Accident, Marine Cargo, dan Marine Hull,” jelasnya, saat dihubungi di Jakarta, Jumat.


Pada semester I/2022, premi bruto Tugure dari lini bisnis Onshore atau asuransi untuk proteksi peralatan minyak dan gas di darat mencapai Rp153,77 miliar atau bertumbuh 161 persen (yoy).


Lini bisnis Onshore tercatat menjadi lini bisnis dengan pertumbuhan terpesat yakni sebesar 161 persen (yoy), diikuti oleh Personal Accident sebesar 93% (yoy), dan Marine Hull serta Marine Hull yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan 87 persen dan 70 persen (yoy).


Kendati mencatatkan peningkatan premi bruto yang signifikan, Adi mengatakan bahwa pihaknya tetap melanjutkan strategi yang lebih hati-hati atau prudent dalam penutupan bisnis asuransi.


Strategi tersebut sudah dijalankan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Pasalnya, peningkatan klaim menjadi salah satu fenomena yang menjadi dampak dari pandemi.


“Perusahaan masih terus melanjutkan strategi prudent underwriting antara lain dengan lebih selektif dalam memilih akun bisnis,” ungkapnya.


Dengan menjalankan strategi tersebut, Adi mengatakan pihaknya mampu membukukan peningkatan hasil underwriting per 30 Juni 2022.


“Realisasi hasil underwriting per 30 Juni 2022 meningkat dibandingkan realisasi hasil underwriting 30 Juni 2021 disebabkan peningkatan pendapatan premi neto yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan beban klaim neto,” ungkapnya.


Bila diperinci, Tugure per 30 Juni 2022 membukukan pendapatan underwriting senilai Rp607,76 miliar. Realisasi itu meningkat 12 persen (yoy) dan mencapai 50 persen dari target yang ditetapkan dalam RKAP 2022.


“Pendapatan underwriting per 30 Juni 2022 meningkat terhadap realisasi 30 Juni 2021 dikarenakan terdapat peningkatan premi bruto dan premi retensi sendiri sebesar 40 persen,” ungkapnya.


Pada saat yang sama, realisasi beban underwriting Tugure per 30 Juni 2022 mencapai Rp592,58 miliar. Realisasi itu meningkat 4 persen (yoy) atau mencapai 51 persendari target RKAP 2022.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022