Pada pukul 07.35 GMT, rubel melemah 1,4 persen terhadap dolar di 59,93, turun tajam dari tertinggi 57,70 pada Jumat (19/8/2022). Rubel telah kehilangan 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 59,85 terhadap euro.
Dolar AS yang kuat dan penurunan harga minyak membebani mata uang Rusia.
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 1,2 persen menjadi 95,53 dolar AS per barel.
Dari tahun ke tahun, rubel telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia sebagai hasil dari kontrol modal yang diberlakukan Rusia setelah memulai apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari.
Volatilitas rubel telah mereda setelah ayunan liar yang melihatnya mencapai rekor terendah 121,53 terhadap dolar di Bursa Moskow pada Maret dan kemudian reli ke puncak tujuh tahun di 50,01 pada Juni.
Rubel bisa menguat pada Senin, kata kepala analis Banki.ru Bogdan Zvarich.
"Persiapan eksportir untuk puncak pembayaran pajak, yang akan berlangsung pada Kamis (25/8/2022), akan tetap menjadi faktor pendukung utama rubel," katanya.
Setelah batas waktu pembayaran pajak berlalu, rubel diperkirakan akan melemah tajam, dengan Alor Broker mengatakan rubel bisa turun hingga 65 terhadap dolar.
Sementara itu, indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 1,0 persen menjadi diperdagangkan di 1.159,2 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 2.204,8 poin.
Baca juga: Rubel Rusia dekati level tertinggi 4 minggu terhadap dolar
Baca juga: Rubel jatuh tembus 61 vs dolar, dipicu konversi "depository receipts"
Baca juga: Rubel Rusia menguat menuju 60 terhadap dolar, namun saham beragam
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022