Saat ini, kami telah mulai melakukan program konversi bagi 53 ribu keluarga sasaran
Bandung (ANTARA) -
"Saat ini, kami telah mulai melakukan program konversi bagi 53 ribu keluarga sasaran. Mereka tersebar di Bandung, Tasikmalaya, Bandung Barat, dan Garut. Di tahun depan akan dinaikkan menjadi satu juta," katanya di Bandung, Jabar, Minggu.
Slamet menuturkan program konversi ini akan diprioritaskan bagi masyarakat tidak mampu untuk pemilik daya listrik 450 hingga 900 VA.
Nantinya, kata dia, warga yang masuk dalam program ini akan diberikan fasilitas meteran secara terpisah untuk penggunaan kompor listrik sehingga penggunaannya terukur dan terpantau.
"Istilahnya jangan sampai fasilitas sudah kami berikan, tapi masih menggunakan kompor gas. Ini akan kami pantau terus penggunaannya," kata dia.
Dia mengatakan, penggunaan kompor induksi sebagai upaya memaksimalkan energi terbarukan, di mana saat ini pembangkit listrik telah banyak menggunakan energi air.
"Berbeda dengan energi fosil yang akan habis dan cenderung mahal. Untuk gas sekarang sangat mahal, jadi bagaimana kita gunakan energi domestik yaitu listrik. Kita sangat over capacity. Kapasitas cadangan listrik kita sampai 50 persen, " kata dia.
Sementara itu, Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN UID Jawa Barat Rino Gumpar Hutasoit menuturkan lomba memasak nasi goreng menggunakan kompor induksi tersebut merupakan salah satu upaya mendorong penggunaan energi ramah lingkungan ke masyarakat.
"Jadi, kegiatan lomba masak nasi goreng diikuti 77 peserta. Hal ini langkah awal untuk menyosialisasikan kompor induksi. Terlebih tahun ini akan lakukan konversi gas ke induksi," katanya.
Baca juga: PLN perluas konversi LPG ke kompor induksi di empat kabupaten Bali
Baca juga: Kompor listrik diusulkan jadi program nasional, guna hemat uang negara
Baca juga: Jabar provinsi pertama konversi kompor gas ke listrik
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022