"Melalui Kedutaan Besar Mesir di Jakarta, Al-Azhar memberikan kuota beasiswa melalui Kementerian Agama sebanyak 20 orang," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan kuota beasiswa kuliah Al-Azhar cukup terbatas. Oleh karena itu, Kemenag juga memberikan kesempatan kepada lulusan madrasah aliah dan pondok pesantren untuk melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar melalui jalur non-beasiswa.
Terkait hal itu, disampaikan, ada sejumlah ketentuan yang harus diperhatikan. Pertama, calon mahasiswa yang akan melanjutkan ke Universitas Al-Azhar adalah lulusan madrasah aliah dan pondok pesantren yang telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Al-Azhar, di antaranya memenuhi syarat kompetensi bahasa dari lembaga yang diakui Universitas Al-Azhar.
Kedua, sebagai dasar pemberian rekomendasi beasiswa dan non-beasiswa, Kemenag akan bekerja sama dengan Pusat Bahasa Al-Azhar Markaz Syekh Zayd (MSZ) dalam menyelenggarakan uji kompetensi.
Baca juga: Kemenag salurkan beasiswa bagi 1.540 mahasiswa Hindu
Uji kompetensi itu meliputi Ikhtibar Tashfiyah, Tes Wawasan Kebangsaan, dan Tahdid Mustawa.
Ketiga, 20 orang terbaik berdasarkan hasil uji kompetensi akan diajukan sebagai calon penerima beasiswa penuh Al-Azhar tahun 2022-2023.
Calon mahasiswa yang dinyatakan mencapai nilai lulus yang telah ditetapkan dalam ujian dimaksud, berhak mendapatkan rekomendasi Kemenag melalui jalur non-beasiswa dan dapat melanjutkan ke tahapan matrikulasi bahasa, pemberkasan, dan pendaftaran.
Keempat, calon mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dapat mengikuti matrikulasi bahasa di lembaga-lembaga yang telah diakui Universitas Al-Azhar dan dapat melakukan tahapan pemberkasan dan pendaftaran di Universitas Al-Azhar, baik secara perorangan maupun kolektif melalui lembaga-lembaga yang dipercaya dapat membantu tahapan tersebut.
Baca juga: Kemenag sediakan 2.000 slot beasiswa S1 bagi guru PAI
Kelima, bagi calon mahasiswa lulusan madrasah aliah dan pondok pesantren yang telah mendapatkan muadalah dari Al-Azhar dapat memproses pendaftaran secara langsung dan mengikuti persiapan bahasa pada lembaga bahasa mana pun yang diakui oleh Al-Azhar.
"Merujuk surat Kepala Biro Kantor Deputi Grand Syeikh Al-Azhar tanggal 14 Agustus 2022 kepada Direktur KSKK Madrasah, Deputi Grand Syeikh Al-Azhar telah menyetujui untuk menerima calon mahasiswa pemegang ijazah muadalah madrasah aliyah di seluruh Indonesia," tuturnya.
Universitas Al-Azhar Mesir, lanjut Dhani, telah mengumumkan masa pendaftaran kuliah tahun ajaran 2022-2023. Untuk fakultas-fakultas umum, pendaftaran dibuka mulai 1 Agustus sampai 15 September 2022.
Untuk fakultas sosial-keagamaan, pendaftaran dibuka mulai 1 Agustus sampai 13 Oktober 2022.
Baca juga: Kemenag buka pendaftaran Program Beasiswa Santri Berprestasi
Baca juga: Kemenag beri beasiswa untuk 330 mahasiswa Papua
Baca juga: Beasiswa belajar ke Amerika Serikat diraih pelajar madrasah Pekanbaru
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022