Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, bertahan pada Rp9.110/9.120 per dolar AS, menyusul cukup berimbangnya transaksi kedua mata uang. "Transaksi kedua mata uang masih sepi, karena pelaku lokal pada awal pekan ini bersikap agak berhati-hati masuk pasar, menunggu hasil pertemuan bank sentral AS (The Fed)," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Menurut dia, rupiah sebenarnya agak mendapat respon pasar, karena pelaku asing cenderung melepas dolar AS ketimbang membeli, karena mereka menunggu apakah The Fed akan tetap menerapkan kebijakan moneter ketat. Namun sentimen positif itu kurang dilihat oleh pelaku lokal, setelah hari sebelumnya melakukan aksi lepas terhadap rupiah untuk mencari untung, katanya. Rupiah menjelang penutupan sesi pagi sempat mencapai Rp9.108 per dolar AS atau naik dua poin dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.110 per dolar AS, namun saat pasar ditutup pada sesi itu posisi rupiah bergeser menjadi Rp9.110 per dolar AS, katanya. Kondisi pasar seperti ini menunjukkan bahwa peluang pasar terhadap rupiah cukup besar untuk menguat, hanya menunggu respon pelaku apakah akan memburu rupiah lagi sehingga posisinya kembali mendekati level Rp9.000 per dolar AS, ucapnya. Rupiah sebelumnya sempat mendekati level Rp9.000 per dolar AS, namun kemudian terkoreksi hingga mencapai di atas Rp9.100, akibat aksi lepas mata uang lokal itu oleh pelaku lokal, setelah mengalami kenaikan yang cukup cepat. Meski demikian rupiah masih berpeluang menguat lagi, setelah pelaku asing melepas dolar AS, yang diharapkan akan diikuti pelaku lokal dengan membeli rupiah lebih lanjut, tuturnya. Mengenai dolar AS, ia mengatakan dolar AS merosot terhadap yen dan euro di pasar global. Dolar AS turun menjadi 116,90 dari sebelumnya 117,45 atau turun 0,6 persen, euro jadi 140,00 dari sebelumnya 141,35 yen, dan euro terhadap dolar jadi 1,2020. Kondisi ini seharusnya memicu rupiah untuk menguat pada sesi ini, namun pelaku lokal kurang bereaksi terhadap isu positif pasar itu, katanya. Aktifitas pasar seperti ini, menurut dia, mengakibatkan volume transaksi sedikit merosot dibanding akhir pekan lalu, karena perburuan dolar AS lebih tinggi dibanding membeli rupiah. Sekalipun begitu, dengan aktifnya Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap bank yang semula hanya sekali, maka mulai tahun ini akan diawasi sebanyak lima kali. Pengawasan ketat ini diharapkan memberikan dukungan positif terhadap pasar khususnya rupiah, katanya. "Kami optimis rupiah pada penutupan pasar nanti akan kembali menguat hingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS atau bisa melewati level tersebut, mengingat aksi lepas dolar AS di pasar global cukup besar," ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006