Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan pihaknya berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi bagi sektor industri komersial yang belum dijangkau jaringan gas pipa di Pulau Bali.
"Khusus untuk area-area yang belum terjangkau oleh infrastruktur pipa, maka pilihan penyaluran menggunakan CNG maupun LNG adalah pilihan terbaik saat ini," katanya.
Terkait hal tersebut, menurut dia, Gagas sebagai salah satu afiliasi Subholding Gas Pertamina, menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) produk Gaslink dengan PT Puri Saron yang bergerak di bidang perhotelan di Seminyak, Bali, Kamis (18/8/2022), yang diteken oleh Heri Wibowo selaku PCT Departemen Head, Sales and Operation II Gagas dan I Nyoman Henry Arie Suarthana sebagai pemilik PT Puri Saron.
"Pulau Bali merupakan showcase yang tepat untuk menjadi pilot project pengembangan CNG ritel di Indonesia, sekaligus daerah percontohan untuk green environment. Konversi ke CNG ini diharapkan berkontribusi upaya mengurangi impor dan subsidi energi pemerintah," ujar Hardiansyah.
Pada tahap awal penyaluran CNG Gaslink di Pulau Bali untuk beberapa pelanggan yang bergerak di bidang perhotelan, diperkirakan mencapai 3.000 meter kubik per bulan. Sementara proyeksi penyaluran gas bumi di Pulau Bali bisa mencapai 250.000 meter kubik per bulan pada akhir 2022.
Baca juga: Di usia 11 tahun, Gagas Energi terus perluas pemanfaatan gas bumi
"Sebelumnya, Subholding Gas Grup juga sudah melayani kebutuhan gas bumi di Bali melalui afiliasinya PT Pertagas Niaga dengan menyalurkan CNG sebesar 5.000 meter kubik per bulan, yang diprediksi akan terus meningkat dan Liquefied Natural Gas (LNG) via truk ISOTank bagi industri perhotelan sebesar 20.000-23.000 meter kubik per bulan. Ke depan, penguatan infrastruktur pipa gas bumi juga diharapkan bisa segera direalisasikan," ujar Hardiansyah.
PGN akan terus mengembangkan pasar CNG di Bali dengan pengembangan infrastruktur guna menjamin keandalan penyaluran serta sistem digitalisasi untuk peningkatan pelayanan.
Gagas, lanjutnya, akan terus menyediakan energi gas bumi di area baru seperti Pulau Bali dan akan melakukan penetrasi ke wilayah lain seperti Palembang dan Bangka.
"Sebagai destinasi wisata dan industri kreatif yang telah dikenal dunia, pemanfaatan bahan bakar yang ramah lingkungan yang dapat mendukung Program Langit Biru tentunya menjadi salah satu fokus utama Bali," jelas Hardiansyah.
Rencananya penyaluran ke Bali akan dilakukan dengan pengambilan sumber gas menggunakan Gas Transport Module (GTM) dari Jawa Timur, yang dikirim melalui jalur laut. GTM akan tiba di depo transit di Denpasar untuk disalurkan menggunakan Gaslink cylinder.
Hardiansyah menambahkan upaya Gagas untuk penetrasi pasar di Bali merupakan salah satu bentuk usaha memperkuat peran Subholding Gas Pertamina dalam memperluas pemanfaatan gas bumi di Bali.
Baca juga: Subholding Gas Pertamina: Gaslink dukung daya saing kerajinan rotan RI
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022