Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga (Persero) tengah mempelajari kemungkinan mendapatkan sumber pendanaan dengan menjual pendapatan ke depan atau diistilahkan "future revenue selling". "Kita akan jual pendapatan ruas-ruas yang telah beroperasi untuk 10 tahun ke depan," kata Direktur Utama, Frans S Sunito, di Jakarta, Senin. Terkait dengan rencana tersebut, kata Frans, sudah ada konsultan yang merancang sistem itu. Saat ini PT Jasa Marga mengelola tol sepanjang 470 kilometer. Menurut Frans, sesuai rencana untuk membangun 3 ruas tol yang ditugaskan pemerintah, yakni Bogor Ring Road, Semarang-Bawen, dan Gempol-Pasuruan dengan total panjang 120 kilometer, dibutuhkan investasi Rp10 triliun. Ditambahkannya, sistem menjual pendapatan ke depan itu untuk memperkuat pendanaan di samping rencana IPO yang telah mendapat persetujuan dari Meneg BUMN. Melalui hasil IPO diharapkan dapat memperkuat permodalan yang pada akhirnya meningkatkan kapasitas pinjaman dengan rasio 1:3. Dengan demikian, jika dari IPO mendapat Rp1 triliun berarti kredit yang diperoleh bisa Rp3 triliun. PT Jasa Marga sendiri merencanakan untuk dapat melaksanakan IPO secara bertahap pada tahun 2006 ini sampai dengan 30 persen, namun menunggu harga yang paling baik saat dilepas nantinya. Sementara rencana penerbitan obligasi, Frans menjelaskan lebih ditujukan untuk membiayai pelunasan hutang (refinancing) yang dilaksanakan pada semester I 2006 dengan besaran yang belum diketahui (kemungkinan Rp2,5 triliun). Menurut Frans, 75 persen obligasi yang dikeluarkan PT Jasa Marga ditujukan untuk refinancing, dalam arti saat pembangunan tol dibiayai bank, sementara pelunasannya menggunakan obligasi, Data keuangan menunjukkan 50-80 persen pendapatan operasi dipergunakan membayar bunga sekitar Rp900 miliar dari total hutang Rp7,5 triliun. Pendapatan tahun 2004 Rp1,9 triliun, 2005 Rp2,4 triliun, sedangkan 2006 diharapkan Rp2,5 triliun. (*)

Copyright © ANTARA 2006