Minsk (ANTARA News) - Keluarga dan pendukung masih belum bisa menemukan tempat seorang pemimpin oposisi Belarus, Alexander Kozulin, yang ditangkap selama kerusuhan pasca-pemilu di negara eks-republik Uni Sovyet itu, kata istri Kozulin, Minggu (26/3).
"Saya mencarinya sepanjang malam, menghubungi kementerian dalam negeri, jaksa, semua lembaga yang memungkinkan, namun mereka tidak bisa menjelaskan dimana ia berada," kata Irina Kozulina kepada kantor berita Prancis (AFP).
Kozulin ditangkap Sabtu ketika ia berusaha memimpin sekelompok demonstran menuju sebuah penjara dimana para pendukung oposisi rekan mereka ditahan selama gelombang protes dalam sepekan ini.
Pawai demonstran itu disergap oleh polisi antihuru-hara yang dikabarkan memukuli pemrotes dan menangkap banyak dari mereka.
Kozulin adalah satu dari dua tokoh oposisi yang bersaing melawan Lukashenko pada pemilihan presiden 19 Maret, namun menurut perhitungan resmi mereka hanya memperoleh sedikit suara.
Ketika ditanya AFP mengenai keberadaan Kozulin, seorang pejabat di kantor kejaksaan mengatakan, "Kami tidak tahu dimana Kozulin berada. Kami tidak diberi wewenang untuk memberikan informasi ini."
Namun, menurut Kantor Berita Rusia (Interfax), Kozulin dtahan di sebuah pusat penahahan di dekat desa Zotino di daerah Minsk dan akan menghadapi tuduhan melakukan kekacauan umum dan pengobaran kerusuhan dengan ancaman hukuman penjara maksimum 12 tahun.
Sementara itu, ratusan aktivis oposisi masih ditahan Minggu, sehari setelah penumpasan massal yang dilakukan oleh pemerintah Belarus.
Menurut saksi mata, sejumlah besar tahanan dibawa ke penjara Uruchie di luar Minsk, yang merupakan fasilitas penahanan yang dioperasikan KGB Belarus, dan lokasi hilangnya aktivis-aktivis oposisi pada tahun-tahun sebelumnya.
Penjara di Minsk dikabarkan kewalahan memperoses ratusan tahanan.
Pemimpin oposisi utama Alexander Milinkevich memperkirakan, jumlah orang yang ditangkap dalam operasi Sabtu di jalan-jalan di ibukota Belarus itu "lebih dari 1.000".
Pengadilan akan menyidangkan beberapa dari mereka yang ditangkap atas tuduhan melakukan pertemuan ilegal dan kekacauan umum, kata seorang pegawai kantor kejaksaaan.
Pemilihan kembali Lukashenko untuk masa jabatan ketiga pada 19 Maret meningkatkan protes di Belarus, dan kelompok-kelompok oposisi dan pengamat Barat menuduh pemilu itu dicurangi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006