Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu belum mengubah jadwal kunjungan ke Australia pada Mei mendatang, seiring memburuknya hubungan politik kedua negara terkait pemberian visa kepada 42 warga Papua oleh Pemerintah Australia. Hal itu dikatakan Mari kepada wartawan di Jakarta, akhir pekan lalu, menanggapi kondisi hubungan dagang antar kedua negara menyusul situasi politik yang menghangat. "Kalau dari segi hubungan dagang, saya akan ke Australia pada Mei nanti. Kunjungan itu mirip dengan yang akan kita lakukan di Amerika Serikat," kata Mendag. Ia menambahkan pihaknya berencana akan membentuk Trade and Investment Forum (TIF) bersama Australia. "Nantinya akan ada payung yang mengaitkan beberapa isu perdagangan dan investasi," kata Mari. Lebih lanjut dikatakannya selain itu akan dibuat pula joint study group untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia. "Ini akan disambung dengan pertemuan tingkat menteri di Bali bulan Juni," katanya. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memulangkan Duta Besar RI untuk Australia, Hamzah Thayeb, pada Jumat (24/3), sebagai protes atas keputusan Australia yang telah memberikan visa tinggal sementara bagi 42 warga Papua. Mereka ditemukan pada akhir Januari lalu di Cape York, kawasan paling utara Australia, setelah berlayar selama lima hari dengan perahu dari Papua. (*)

Copyright © ANTARA 2006