Informasi yang dihimpun, Kamis, korban jiwa atas nama Baihaki (1,5) hanyut terseret banjir yang melanda "Bumi Murakata" HST itu di Tilahan, Kecamatan Hantakan.
Korban yang meninggal dunia itu seorang bocah hanyut terseret arus bersama ibunya bernama Lia (30), dan untung sang ibu selamat.
Tilahan atau Hantakan masuk kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan asal mula banjir karena luapan Kali Benawa dan terus mengaliri Sungai Barabai.
Namun dampak banjir kali ini tidak separah kejadian Januari 2021, terutama pada desa-desa yang berada di lintasan Kali Benawa seperti Desa Aluan Mati (sekitar tujuh kilometer dari Barabai, ibukota HST atau 172 kilometer timur laut Banjarmasin).
Banjir 2021 sejumlah rumah penduduk dan tempat ibadah di Kecamatan Hantakan hanyut terbawa arus, serta beberapa jembatan gantung rusak di wilayah Kecamatan Batu Benawa, termasuk tiga buah di Desa Aluan Mati.
"Berkurangnya kedalam air banjir yang melintas Desa Aluan Mati dan sekitarnya mungkin karena arus terbagi melalui Sungai Murung Kecamatan Batu Benawa terus ke Pantai Hambawang, Kecamatan Labuan Amas Selatan hingga Kecamatan Labuan Amas Utara," sebagaimana penuturan Muhran (63), warga setempat.
"Ketika banjir Januari 2021 Sungai Murung belum pengerukan (pelebaran dan pendalaman) sehingga ketinggian air saat itu masuk rumah-rumah penduduk yang pembuatannya dengan sistem panggung," tuturnya.
Ketinggian air banjir Kali Benawa mulai menurun sekitar pukul 22.00 Wita pada 17 Agustus 2022, tapi berdampak terendamnya Barabai atau "Bandung Kalimantan" (julukan Presiden Soekarno saat kunjungan kerja Tahun 1853).
Baca juga: Atasi banjir Hulu Sungai Tengah, Pemprov Kalsel dukung adanya embung
Baca juga: 1.044 rumah warga di kec Daha Hulu Sungai Selatan terdampak banjir
Baca juga: Dapur umum TNI salurkan makanan 2.208 korban banjir Hulu Sungai Tengah
Pewarta: Imam Hanafi/syamsuddin hasan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022