Subang (ANTARA News) - Omzet kegiatan komersial Perum Bulog pada 2005 mencapai Rp 1 triliun dari total omzet kegiatan Bulog yang mencapai Rp11 triliun."Kontribusi terbesar dari industri beras," kata Direktur Pengembangan dan IT Perum Bulog, Tito Pranolo, di Subang, Minggu.Selama 2003-2005, Bulog telah mendirikan sebanyak 126 pabrik beras.Dalam satu tahun kemarin, kata Tito, Bulog juga telah menjajaki beberapa proyek komersial dalam perdagangan beberapa komoditas. "Kedepannya, Bulog akan membuat anak perusahaan yang akan menjalankan fungsi komersial di bidang perdagangan, industri dan jasa," katanya.Dalam bidang usaha perdagangan, Bulog ingin mengembangkan komoditas unggulan daerah, seperti coklat, mete, dan kopra, serta mendorongnya ke pasar ekspor.Di bidang jasa, katanya, saat ini Bulog baru dapat memanfaatkan asetnya untuk usaha penyewaan gudang dan nantinya diharapkan berkembang menjadi usaha logistik.Ia mengemukakan, Bulog akan memanfaatkan aset yang ada sebagai peluang usaha pendukung layanan publik (public service obligation/PSO) yang selama ini dilakukan oleh pihak ketiga, seperti usaha angkutan dan survey serta pemberantasan hama."Bulog ingin masuk ke `supply chain`, misalnya dengan menggunakan gudang 20 persen untuk beras, sisanya untuk penyimpanan makanan dan komoditi lain," katanya.Tito berharap, dalam tahun ini pemerintah sudah memberi keputusan mengenai restrukturisasi Bulog dan ijin untuk membentuk anak perusahaan dikeluarkan."Sudah ada investor yang datang untuk mengajak bekerjasama, antara lain dari Korea, Thailand, Singapura dan Jepang," katanya.Singapura tertarik bekerjasama dalam bidang perdagangan, sedangkan Korea berminat kerjasama bidang agroindustri, demikian Tito. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006