Melalui aktivasi sirkular ekonomi, tahun 2021 kami berhasil menurunkan biaya operasional melalui green energy senilai Rp1,5 triliun secara total aktivasi dari seluruh 241 grup Astra
Jakarta (ANTARA) - PT Astra Internastional Tbk. melalui 241 anak perusahaan di 7 lini bisnis berhasil menurunkan biaya operasional sekitar Rp1,5 triliun dengan menerapkan ekonomi sirkular.
“Melalui aktivasi sirkular ekonomi, tahun 2021 kami berhasil menurunkan biaya operasional melalui green energy senilai Rp1,5 triliun secara total aktivasi dari seluruh 241 grup Astra,” kata Environment and Social Responsibility Manager PT Astra Internastional Tbk Jaka Fernando dalam peluncuran buku The Future is Circular: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia” yang disaksikan secara daring di Jakarta, Kamis.
Astra yang menjadi salah satu inisiator ekonomi sirkular yang terlibat dalam buku buku The Future is Circular: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia” yang baru saja diluncurkan Bappenas dan UNDP, juga telah memberikan dampak nyata lainnya bagi sekitar.
Jaka menyampaikan Astra tanpa disadari telah menerapkan konsep ekonomi sirkular sejak lama dan bahkan telah menjadi satu komoditas industri. Secara prinsip konsep yang dianut Astra adalah value chain karena industri lini bisnisnya bergerak bergerak dari hulu sampai hilir.
“Jadi bagaimana produk yang diciptakan oleh kami bisa didaur ulang sehingga bisa memberi nilai tambah secara lingkungan bisnis dan juga dari Sumber Daya Alam,” ujarnya.
Beberapa program dan inisiatif ekonomi sirkular yang telah dilakukan Astra adalah melakukan proses daur ulang aki mobil/motor menjadi bahan mentah yang akan diremanufaktur oleh PT GS Battery, pemanfaatan kembali material kritikal mesin dan bagian-bagian alat berat dengan melakukan remanufaktur dan rekondisi komponen alat berat agar kembali sesuai degan spesifikasi aslinya.
Kemudian mengelola limbah dari hasil penggunaan mesin fotokopi dan dari proses rekondisi mesin fotokopi hingga menggunakan kembali plastik bekas pembungkus sparepart di area gudang dan standardisasi penggunaan plastik untuk membungkus produk serta penggunaan plastik ramah lingkungan.
“Ke depan aktivasi ini akan terus kami lanjutkan dan semoga bisa berkolaborasi lebih banyak dengan Bappenas dan Kementerian/Lembaga lain,” tuturnya.
Inisiatif-inisiatif yang telah dijalankan Astra tersebut juga memberikan dampak nyata bagi sekitar. Pada 2019, total kumulatif emisi GRK yang dihasilkan Grup Astra mencapai 4.936.800 ton CO2eq dan berhasil turun menjadi 4.012.308 ton CO2eq pada tahun 2021 atau setara dengan penurunan 18,73 persen secara absolut dan penurunan intensitas sebesar 22,54 persen jika dihitung tahun 2020 ke 2021 saja.
Kemudian pada tahun 2019, Grup Astra menghasilkan total 20 ribu ton limbah padat B3 kemudian turun menjadi 18 ribu ton pada 2021 atau setara dengan penurunan 10 persen secara absolut dan penurunan intensitas sebesar 49,84 persen hanya pada tahun 2020 ke 2021 saja.
Lalu total limbah non padat B3 pada 2019 mencapai 3.279 juta ton dan menurun menjadi 3.073 juta pada tahun 2021 atau setara dengan penurunan 6,28 persen secara absolut dan sebesar 20,39 persen secara intensitas pada tahun 2020 ke 2021 saja.
Baca juga: Bappenas-UNDP luncurkan buku langkah nyata inisiatif ekonomi sirkular
Baca juga: Bappenas: 36 inisiator ekonomi sirkular hemat Rp431,9 miliar
Baca juga: Astra International bagikan dividen total Rp9,67 triliun
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022