Surabaya (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur meminta dua penerbit untuk segera menarik dari peredaran terhadap tiga jenis kitab Al-Quran yang tidak lengkap atau diduga palsu yang ditemukan di Sumenep, Madura.
"Kami sudah lama menerima laporan dari MUI Sumenep, kemudian kami minta MUI Sumenep yang menindaklanjuti temuan itu dengan meminta penerbit menariknya dari peredaran," kata ketua Komisi Fatwa MUI Jatim, KH Abdurrahman Navis Lc., kepada ANTARA News di Surabaya, Minggu.
Pengasuh Pesantren Nurul Huda, Jalan Sencaki, Surabaya, itu mengemukakan bahwa hal tersebut terkait dengan temuan MUI Sumenep tentang adanya tiga kitab Al-Qur`an yang tidak sempurna.
Menurut Navis, yang juga Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, MUI Jatim tidak melihat tingkat kesalahan yang ada mengandung unsur kesengajaan (pemalsuan), melainkan sekedar salah cetak.
"Atas kesimpulan itu, kami akhirnya meminta MUI Sumenep menindaklanjuti dengan meminta dua percetakan di Surabaya, yakni CV Aisyiyah dan CV Al-Hidayah untuk menarik kembali dari peredaran," katanya.
Hasil rapat antara MUI dengan Kejaksaan Negeri, Polres, dan Kepala Departemen Agama di Sumenep memperlihatkan bahwa tercatat ketidaksempurnaan tulisan dalam Alquran itu bukan merupakan kesalahan tim pengoreksi (pentashih), tetapi pencetaknya.
"Hasil koreksi MUI, kesalahan Al-Quran cetakan Al Hidayah ada pada terbitan pada tahun 2002, sedangkan cetakan CV Aisyiyyah ada pada terbitan pada 1997," kata Ketua MUI Sumenep KH Syafraji di Sumenep beberapa waktu lalu (11/3).
MUI Sumenep menemukan sedikit-dikitnya tiga Al-Quran yang isinya meragukan dan tidak sama dengan Al-Quran terbitan Departemen Agama RI, yakni temuan masyarakat Kecamatan Batuan yang kemudian diberikan Kepala Yayasan Serba Bakhti Pondok Pesantren Suryalaya Sumenep.
Dalam kitab suci terbitan CV Aisyiyyah Surabaya itu, dilaporkan, ada beberapa ayat yang kurang dan beberapa surat yang tidak tertulis, diantaranya surat Hud ditulis dua kali, surat Yusuf yang biasanya terdiri dari 111 ayat justru hanya ada 91 ayat, kemudian surat Ar Ra`du, surat Al Ibrahim, surat Al Hijr, dan surat An Nahl tidak ada.
Temuan kedua dari MUI Sumenep dan MUI Arjasa itu merupakan cetakan CV Al Hidayah Surabaya. Dalam kitab itu, ada beberapa kejanggalan yang hampir sama yakni tidak ada surat Ar Ra`du, surat Al Ibrahim, surat Al Hijr, dan surat An Nahl, karena halaman 225 sampai 256 kosong.
Temuan ketiga dari MUI Kangean. Kitab itu ada kulit luar bertuliskan CV Al Hidayah Surabaya, tapi kitab itu tidak ada pentashih-nya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006