Ekuitas AS yang kuat mengangkat sentimen investor
Tokyo (ANTARA) - Indeks saham Nikkei Jepang berakhir di atas level psikologis utama 29.000 poin pada Rabu, untuk pertama kalinya dalam lebih dari tujuh bulan, setelah indeks utama Wall Street reli semalam menyusul laporan laba yang kuat oleh perusahaan-perusahaan ritel Amerika Serikat.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terangkat 1,23 persen atau 353,86 poin menjadi 29.222,77 poin, level penutupan tertinggi sejak 5 Januari. Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas menguat 1,26 persen atau 25,03 poin menjadi 2.006,99 poin.
"Ekuitas AS yang kuat mengangkat sentimen investor," kata Takatoshi Itoshima, ahli strategi di Pictet Asset Management Japan. "Investor menanggapi laba peritel AS yang positif."
Dow dan S&P 500 telah naik pada Selasa (16/8/2022) karena hasil dan prospek yang lebih kuat dari perkiraan dari peritel Walmart dan Home Depot mendukung pandangan tentang kesehatan konsumen, sementara saham teknologi menurun dan membebani Nasdaq.
Pemilik toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing adalah pendorong terbesar Nikkei, terangkat 2,8 persen, diikuti oleh pembuat AC Daikin Industries menguat 2,02 persen dan perusahaan telepon KDDI naik 1,43 persen.
Tokyo Electric Power Holdings bertambah 3,66 persen karena ekspektasi dimulainya kembali pembangkit listrik tenaga nuklir setelah laporan bahwa otoritas nuklir menyetujui pendirian fasilitas anti-terorisme di pembangkit nuklir, kata seorang pelaku pasar.
Di antara saham kelas berat teknologi, penyedia platform keamanan siber Trend Micro kehilangan 2,08 persen dan paling membebani Nikkei. Pembuat robot Fanuc tergelincir 0,89 persen.
Ada 207 saham yang mencatat kenaikan pada indeks Nikkei melawan 17 saham yang mengalami penurunan. Volume saham yang diperdagangkan di papan utama Bursa Efek Tokyo mencapai 1,18 miliar, dibandingkan dengan rata-rata 30 hari terakhir sebesar 1,16 miliar.
Baca juga: Saham dan minyak goyah, dolar menguat di tengah kekhawatiran resesi
Baca juga: Saham Asia beragam, China pangkas suku bunga karena data mengecewakan
Baca juga: Nikkei ditutup di tertinggi 7 bulan, kekhawatiran inflasi AS mereda
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022