"Tentu kita ingat juga bahwa negara ini merdeka bukan oleh segelintir orang, melainkan andil dari banyak kalangan. Ada kiai, rohaniwan, raja, dan sultan di Nusantara, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan lain-lain. Sejarah ini tidak boleh kita lupakan,"

Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengungkapkan makna baju adat Minang yang dia kenakan saat membacakan naskah teks proklamasi dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.

Menurut LaNyalla, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, melalui baju adat Minang yang dikenakannya itu, dia hendak memperlihatkan keberagaman budaya dan adat istiadat di Indonesia sekaligus menunjukkan semangat menghargai serta menghormati perbedaan.

"Saya berdarah Bugis, lahir di Jakarta, dan besar di Jawa Timur. Akan tetapi, saat ini memakai pakaian adat Minang, Sumatera Barat. Artinya, bangsa ini sangat majemuk. Semua harus bisa menghargai dan mengedepankan persatuan bangsa, apalagi belakangan ini, terjadi polarisasi di masyarakat kita. Di sinilah pentingnya kita mengajarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika," ujar dia.

Lebih lanjut, LaNyalla menjelaskan perbedaan di Tanah Air adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang harus disikapi dengan baik oleh segenap bangsa Indonesia. Perbedaan, kata dia, seharusnya menjadi kekuatan bagi masyarakat untuk bersama-sama dan bergotong-royong membangun bangsa ini.

"Perbedaan adalah kekuatan. Kalau perbedaan itu bisa disatukan dalam semangat kebersamaan, tentunya akan sangat berpengaruh besar untuk memajukan negara ini," ucap LaNyalla.

Selanjutnya, dia mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesia dapat terwujud karena adanya perjuangan dari banyak kalangan yang berasal dari beragam suku, agama, ras, golongan, dan profesi.

"Tentu kita ingat juga bahwa negara ini merdeka bukan oleh segelintir orang, melainkan andil dari banyak kalangan. Ada kiai, rohaniwan, raja, dan sultan di Nusantara, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan lain-lain. Sejarah ini tidak boleh kita lupakan," kata LaNyalla.

Terkait dengan tugas membacakan naskah teks proklamasi, menurut LaNyalla, hal tersebut merupakan sebuah kehormatan dan memiliki makna tersendiri bagi dirinya.

"Ini sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi saya. Selain itu, kepercayaan untuk membaca teks proklamasi ini juga mengingatkan diri saya dan kita semua mengenai cita-cita dari para pendiri bangsa dan pejuang-pejuang terdahulu," kata dia.

LaNyalla menyampaikan bangsa Indonesia harus senantiasa memperjuangkan cita-cita kemerdekaan, yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022