Jakarta (ANTARA) - Penguatan sarana infrastruktur teknologi hingga kembalinya diadakan program peningkatan kapasitas pelaku usaha secara luring dinilai mampu mengoptimalkan upaya Indonesia menaikkan kelas UMKM khususnya dengan memanfaatkan momentum digitalisasi.
Hal itu diutarakan oleh Pengamat teknologi dan ekonomi digital Heru Sutardi menanggapi visi pembangunan untuk Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
"Jumlah UMKM kan ada 60 juta, tantangan mendigitalkannya adalah harus menyiapkan percepatan sehingga mereka (UMKM) bisa lebih berperan (untuk naik kelas)," kata Heru saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Menurut Heru dari segi digitalisasi, ada banyak yang masih perlu ditingkatkan agar UMKM bisa naik kelas.
Baca juga: Presiden Jokowi: UMKM harus terus didukung agar bisa naik kelas
Pertama yang harus ditingkatkan ialah infrastruktur penunjang konektivitas untuk bisa terhubung ke ruang digital, meski saat ini sudah ada 19,5 juta UMKM yang "on boarding" di platform daring namun memang masih ada daerah blankspot yang tentunya jadi penghambat UMKM untuk terkoneksi ke layanan digital.
Untuk itu, Pemerintah harus mempercepat dan menambahkan kapasitas infrastruktur konektivitas khususnya di wilayah 3T yang mayoritas banyak memiliki pelaku usaha ultra mikro.
Dengan demikian akan ada lebih banyak pelaku usaha di Indonesia bisa menaikkan kelasnya ke level berikutnya.
Selanjutnya, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute itu pun menyebutkan tantangan kedua yang perlu dihadapi ialah dari segi keamanan siber.
Ia menilai keamanan siber di Indonesia masih lemah dan tidak sedikit UMKM yang belum memahami cara melindungi usahanya dari kejahatan di dunia maya itu.
Tentunya pemerintah harus berperan lebih giat lagi meningkatkan keamanan siber di Tanah Air mulai dari alat endeteksi serangan hingga pencegahannya pun harus ditingkatkan oleh kementerian atau lembaga terkait.
Terakhir tantangan yang harus dihadapi ialah peningkatan kualitas dan kapasitas pelaku UMKM sebagai SDM agar bisa lebih unggul dan memahami ekosistem ekonomi digital.
Saat ini ada banyak program yang dilakukan lintas Kementerian dan Lembaga di Tanah Air untuk mendigitalisasikan UMKM dan meningkatkan kapasitasnya.
Namun akibat pandemi, banyak program ini yang diadakan secara daring dan menggaet banyak peserta.
Meski demikian layaknya kondisi dunia pendidikan yang menghadapi "learning loss", terkadang program pengembangan kapasitas pun belum efektif dengan metode daring.
Untuk itu Heru menyarankan agar setelah pandemi berhasil dilewati, Pemerintah atau pun pihak-pihak lain yang berkolaborasi menghadirkan program edukasi dan literasi digital bagi UMKM bisa menerapkan sistem hibrid atau bahkan luring.
"Program (edukasi) bagi UMKM ini baiknya memang berlangsung luring. Namun memang karena pandemi kan kita dibatasi baik mobilitas dan jaraknya. Nah setelah kita masuk ke endemi, bagusnya program edukasi UMKM ini diadakan secara luring atau minimal hibrid,"tutup Heru.
Sebelumnya, pada Selasa (16/8), Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, menegaskan salah satu cara untuk membuat Indonesia bisa bertumbuh dan semakin inklusif ialah dengan mendukung UMKM sebagai tulang punggung perekonomian bangsa untuk naik kelas.
Adapun langkah untuk menaikkan kelas UMKM salah satunya ialah dengan mendorong dan memfasilitasi mereka memanfaatkan digitalisasi ekonomi.
Lebih lanjut ia menyebutkan digitalisasi ekonomi terbukti berkembang pesat dan dapat dilihat dengan munculnya dua decacorn dan sembilan unicorn di Tanah Air.
Tentunya peluang yang sama juga dimiliki para pelaku UMKM di Indonesia, namun memang membutuhkan dukungan yang kuat untuk bisa memanfaatkan ekosistem ekonomi digital dengan tepat.
Baca juga: Kemkominfo dorong pelaku UMKM disabilitas terlibat di ekonomi digital
Baca juga: Kominfo ungkap banyak UMKM pelajari tata kelola keuangan digital
Baca juga: Program DEA dorong lebih banyak UMKM "go digital"
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022