bagaimana produk lokal bisa mengurangi dan juga mencegah dari stunting

Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) optimis bahwa Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang menggunakan produk pangan lokal bisa mengoptimalkan capaian bonus demografi yang dihadapi Indonesia saat ini.

“Kalau kita kaitkan dengan stunting ada program BKKBN yakni Dashat, ini juga menggunakan produk lokal mirip seperti yang di smart village. Kalau yang di sini untuk meningkatkan produktivitas sumber daya ekonomi, maka di Dashat bagaimana produk lokal bisa mengurangi dan juga mencegah dari stunting yang ada di desa-desa,” kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Boni menuturkan Dashat dibentuk untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan keluarga untuk mengolah makanan bagi balita yang terkena kekerdilan (stunting) dengan menggunakan produk lokal setempat.

Selain didirikan sebagai salah satu upaya mengatasi stunting pada anak, Dashat juga dapat digunakan untuk menurunkan angka kemiskinan melalui penggunaan pangan lokal. Terjadinya penyerapan tenaga kerja dari penggunaan pangan lokal tersebut akhirnya berdampak pada terjadinya fenomena reurbanisasi atau perpindahan penduduk dari kota ke desa.

“Di sana ada ruang-ruang ekonomi yang bisa juga meningkatkan pendapatan mereka daripada mereka tinggal di kota. Ujung-ujungnya mengurangi kemiskinan, ujung-ujungnya mengurangi gap kemiskinan,” ujar Boni.

Baca juga: Bulog-BKKBN sosialisasi beras fortivit cegah stunting
Baca juga: BKKBN: Pengetahuan kesehatan reproduksi kunci tekan kematian ibu-bayi

Oleh karenanya, Boni mengajak semua pihak menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77, dengan terus berjuang mengoptimalisasi bonus demografi yang ada saat ini. Sebab, bonus demografi merupakan fenomena unik yang hanya sekali dalam setiap peradaban suatu bangsa.

“Menjadi bonus apabila jumlah pengangguran berkurang, daya saing bangsa meningkat, serta meningkatnya karya kreativitas dan inovasi para pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan negara sehingga pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan Indonesia menjadi negara maju,” kata dia.

Direktur Tata Kelola Masyarakat Kementerian Kesehatan Rima Damayanti menekankan apabila pelayanan kesehatan harus ditingkatkan dengan berbagai inovasi. Salah satunya melalui transformasi digital berupa penerapan teknologi informasi dalam mendukung integrasi pelayanan kesehatan primer.

Baca juga: BKKBN: Imbangi ledakan SDM produktif dengan kualitas
Baca juga: BKKBN: Responsif dan luhur nilai jalankan program turunkan stunting

Adapun inovasi lainnya yang sudah dibuat dalam pelayanan primer Kemenkes yakni penggunaan teknologi informasi seperti Web-based apps yang bersifat interoperable dilengkapi dengan fitur advance data analytics untuk mengolah data individual.

Rima turut mengatakan masyarakat bisa mengakses Citizen Health APP (CHA), sebuah Aplikasi Peduli Lindungi untuk mendapatkan monitoring kepatuhan pengobatan, telemedicine, summary medis, pengingat minum obat, jadwal tes dan konsultasi serta menginput self-assessment test.

“Tenaga kesehatan dan kader juga bisa menggunakan Aplikasi Sehat Indonesiaku seperti dalam kegiatan posyandu, posbindu, penyelidikan epidemologi, investigasi kontak, dan assesment kesling,” ucap Rima.

Baca juga: Menpolhukam: Penurunan stunting, paling prioritas bangun manusia RI
Baca juga: Anggota DPR apresiasi seruan Presiden percepat pengurangan stunting

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022