Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah sedang menyiapkan skema kebijakan subsidi obat generik yang rencananya mulai diterapkan Maret mendatang.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengemukakan hal itu usai menghadiri rapat koordinasi tingkat menteri tentang pelaksanaan program pemerintah Tahun Anggaran 2009 di kantor Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jakarta, Jumat.

"Saya maunya ada subsidi untuk bahan baku, harga obat, harga beberapa obat akan turun. Lalu ada insentif pasar untuk industri menengah ke bawah supaya mereka bisa bangkit, untuk ini dananya mendekati Rp4 triliun," katanya.

Namun demikian dia belum bisa menjelaskan secara lebih rinci mengenai rancangan pokok kebijakan subsidi obat generik tersebut.

"Itu nanti, masih digodok, kami sedang kerja terus ini, sedang ngebut," katanya ketika ditanya tentang pihak-pihak yang akan mendapatkan subsidi bahan baku obat dan insentif pasar.

Menteri Kesehatan hanya memberikan keterangan tambahan bahwa pihaknya antara lain akan menurunkan harga beberapa obat generik yang bersifat esensial dan pergerakannya di pasar cepat (fast moving), obat-obat program dan obat yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa (life saving).

Penjualan obat generik bersubsidi tersebut, katanya, nanti akan diatur dan diawasi oleh Departemen Kesehatan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kebijakan itu dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat dalam masyarakat.

"Dan supaya industri farmasi menengah ke bawah bisa berdaya, bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, juga demi kelestarian program Jamkesmas," katanya.

Kebijakan itu diambil untuk mengantisipasi dampak krisis ekonomi global yang menurut dia cepat atau lambat akan terasa di Indonesia.

"Karena mau tidak mau, cepat atau lambat itu akan mempengaruhi kita, untuk itu harus diantisipasi, jangan sampai rakyat mendadak tidak bisa menjangkau dan mendapatkan obat. Ini antisipasi jauh-jauh hari," katanya.

Sebelumnya dia mengatakan, sebagian besar industri farmasi dalam negeri hingga saat ini masih sangat tergantung pada pasokan obat dan bahan baku obat dari luar negeri.

Hal ini membuat harga obat-obatan di dalam negeri sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sulit diprediksi selama setahun ke depan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009