Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga optimistis strategi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas perempuan dari akar rumput.
"Kami sudah mengembangkan strategi DRPPA. Kita mulai pemberdayaan perempuan mulai dari tingkat akar rumput," kata Menteri Bintang usai acara pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2023 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2022-2023 di Gedung MPR/DPR di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menteri PPPA: Pengembangan DRPPA harus libatkan banyak pihak
Bintang Puspayoga menyampaikan hal itu menanggapi pidato Ketua DPR Puan Maharani dalam Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 yang berbicara mengenai pelibatan perempuan di setiap jabatan. Menteri Bintang mendukung pernyataan Puan tersebut.
"Seharusnya seperti itu ya. Kita sangat mendukung perempuan dikasih posisi, kesempatan berdasarkan kapasitas dan kualitas kita sebagai perempuan," tutur Bintang.
Namun, berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) masih mencerminkan potret buruk ketimpangan gender di Indonesia.
"Ketika kita melihat data dan indeks IPM, IDG, IPG, itu naiknya tidak signifikan, nol koma nol," katanya.
Untuk menekan ketimpangan gender, pihaknya melihat strategi DRPPA akan mampu memberdayakan perempuan di masyarakat. DRPPA yang diinisiasi Kementerian PPPA ini banyak diterapkan secara mandiri oleh pemerintah daerah di Tanah Air.
Dalam pidatonya, Puan mendorong pelibatan perempuan di setiap jabatan. Hal itu sebagai wujud kesadaran atas penghargaan harkat dan martabat manusia.
Baca juga: Menteri PPPA optimistis DRPPA efektif atasi isu perempuan-anak di desa
Baca juga: KPPPA: Perempuan pedesaan minim akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan
"Menyertakan perempuan dalam setiap jabatan bukan sebagai kebijakan afirmatif, tetapi merupakan kesadaran atas penghargaan harkat dan martabat manusia," kata Puan.
Menurut Puan, kesetaraan gender harus terus digaungkan, karena laki laki dan perempuan adalah setara. "Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayapnya sama kuat, terbanglah burung itu sampai ke puncak," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022