"Ini hasil inovasi tim yang terdiri atas mahasiswa Teknik ULM dan MIPA Kimia Universitas Palangka Raya bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin. Kami menciptakan absorben dari serat eceng gondok sebagai produk penyerap minyak yang dapat meminimalisir biaya penanggulangan tumpahan minyak di industri Pertamina," kata Muthia di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa.
Ia menjelaskan, dalam kegiatan operasi migas PT Pertamina sering menggunakan produk penyerap minyak yang dibeli dari luar negeri dengan harga cukup mahal untuk mengatasi adanya tumpahan minyak di sekitar TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak).
Baca juga: ULM ciptakan alat filtrasi membran untuk penyediaan air bersih
"Inovasi kami ini diharapkan dapat membantu industri untuk mengatasi pencemaran lingkungan," katanya.
Menurut dia, eceng gondok dipilih untuk mengurangi pencemaran air akibat meledaknya populasi eceng gondok di Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Eceng gondok dianggap mengganggu transportasi air termasuk kegiatan usaha PT Pertamina IT Banjarmasin.
Muthia mengatakan eceng gondok mengandung serat yang diolah menjadi produk absorben untuk menyerap minyak.
Absorben ini mampu menyerap minyak yang bukan air, dikarenakan adanya bahan kimia dengan formulasi tertentu yang dikembangkan oleh Prof Muthia dan tim.
Baca juga: ULM ciptakan "Segank" sabun dari eceng gondok multifungsi
Hasil produk ini telah diseminarkan pada Seminar Nasional Teknik Lingkungan VI tahun 2021 lalu dan berhasil mendapatkan penghargaan Best Presenter dengan dipresentasikan oleh Elda Alyatikah mahasiswa magang M2ReG dari MIPA Kimia Universitas Palangka Raya.
Menurut Muthia, produk ini memiliki keunggulan sama seperti yang dijual di pasaran, sehingga akan dikembangkan dan diproduksi dalam skala besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menggandeng UMKM lokal dengan memanfaatkan sumber bahan baku kearifan lokal.
Pengembangan absorben ini diharapkan dapat meminimalisir biaya penanggulangan tumpahan minyak di industri Pertamina.
Baca juga: ULM gelontorkan Rp13,4 miliar untuk penelitian 2022
"Penemuan ini selanjutnya juga akan dipatenkan," tutur Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Kimia Fakultas Teknik ULM itu.
Pewarta: Firman
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022