Tokyo (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menganugerahkan penghargaan "pejuang anti kezaliman" kepada sembilan warga asing, termasuk wakil Ketua MPR RI AM Fatwa di Teheran saat mengikuti konferensi "National Congress of Fajrafarinan (Fajr Creator)" ke-2 yang berlangsung pada 29 Januari lalu.
Siaran pers yang diterima Antara di Tokyo, Jumat dari KBRI Teheran, menyebutkan AM Fatwa datang ke Iran selaku tamu kehormatan atas undangan Wakil Ketua Majelis Iran Honourable Seyyed M Hassan Abotorabifard dan Wakil Presiden Iran Bidang Veteran /Ketua Foundation of Martyrs and Veteran Affairs Hussein.
Penghargaan dari Pemerintah Iran tersebut disampaikan langsung Ahmadinejad kepada AM Fatwa dan delapan tokoh lainnya yang berasal dari Afrika Selatan dan Lebanon.
Presiden Iran mengatakan bahwa pemerintahnya menilai AM Fatwa sebagai tokoh yang berjuang dalam melawan kezaliman di Indonesia.
Dalam kesempatan itu AM Fatwa mengungkapkan rasa terima kasih atas penghargaan yang dianugerahkan pemerintah Iran kepadanya.
Fatwa, yang kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939, menjelaskan bahwa kondisi Indonesia sudah semakin berubah menjadi negara yang lebih demokratis melalui proses reformasi tahun 1998.
"Proses reformasi juga mendorong berlangsungnya rekonsiliasi antara pendukung rezim lama dnegan kelompok reformasi yang membuat Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar ketiga," kata Fatwa.
Ia pun lantas mengisahkan perjalanan hidupnya yang sempat masuk penjara namun kini bisa menjadi pejabat tinggi negara.
Dalam pandangan mantan staf khusus Menteri Agama semasa Tarmzi Taher itu, bahwa peranan revolusi Iran dan reformasi Indonesia yang menjadi pilar pengantar untuk membuat kedua negara menjadi lebih baik lagi, meski terdapat perbedaan.
AM Fatwa berada di Iran hingga tanggal 1 Februari 2009 dan dijadwalkan bertemu Penasehat Presiden Iran Ayatollah Nouri Hamedani di Kota Qom, Wapres I. Parviz Davoudi dan Kepala Judiciary Iran Ayatollah Mahmoud Hashemi Shahroudi.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009