Jakarta (ANTARA) - Tim Indonesia berhasil mendapatkan delapan medali dalam ajang International Olympiad on Informatics (IOI) ke-34, yang diselenggarakan di Yogyakarta, pada 7-15 Agustus 2022.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti menyampaikan pada perhelatan kali ini total medali yang diperebutkan sebanyak 30 medali emas, 59 medali perak, dan 91 medali perunggu.
“Selain medali, sebanyak 36 peserta juga diberikan penghargaan honorable mention,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Kedelapan medali tersebut terdiri atas tiga medali perak dan lima medali perunggu, yang diraih oleh kedua tim perwakilan Indonesia.
Sebagai tuan rumah, Indonesia berkesempatan mengirimkan dua tim (Tim Indonesia I dan II) yang masing-masing terdiri atas empat orang. Tim I terdiri atas Albert Yulius Ramahalim dari SMA Katolik Ricci I Jakarta Barat (perak), Joseph Oliver Lim dari SMAK 1 Penabur Jakarta (perak), Juan Carlo Vieri dari SMA Intan Permata Hati Surabaya (perunggu), Maximilliano Utomo dari SMA Xin Zhong Surabaya (perunggu). Tim II terdiri atas Vannes Wijaya dari SMAN 8 Pekanbaru (perak), Albert Ariel Putra dari SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo (perunggu), Matthew Allan dari SMA Kanisius Jakarta (perunggu), Andrew dari SMA S. Sutomo 1 Medan (perunggu).
Ketua Ikatan Alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia (IA TOKI) Reinhart Hermanus mengatakan tim yang telah lulus dari IOI 2022 otomatis bergabung ke IA TOKI.
Baca juga: Kemendikbudristek: IOI ajang tumbuhkan literasi dan kemampuan numerasi
Dengan bergabung tim IOI 2022 ke IA TOKI, kata dia, akan menjadi semangat baru untuk kolaborasi pengembangan prestasi generasi selanjutnya.
“Jadi yang bergabung ke IA TOKI bukan hanya yang berkompetisi saja, tapi termasuk yang mengikuti pelatihan nasional sebagai persiapan dan seleksi IOI,” ujarnya.
Ia menjelaskan para alumnus yang tergabung dalam IA TOKI memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan bersama-sama, antara lain membuat platform pembelajaran informatika daring untuk para siswa yang ingin mengikuti olimpiade informatika melalui laman https://tlx.toki.id/ dan https://kujawab.com.
Selain itu, para alumni terlibat langsung dalam proses pelatihan tim olimpiade komputer Indonesia sebagai pelatih, pembuat soal, pengurus teknis, dan lainnya.
“Para alumni berkolaborasi untuk menyelenggarakan kompetisi olimpiade internasional di mana Indonesia menjadi tuan rumah seperti di APIO 2020, APIO 2021, dan IOI 2022,” tuturnya.
Peraih medali perak Indonesia yang juga siswa SMA Ricci 1 Jakarta Albert Yulius Ramahalim mengaku tidak menyangka bisa sampai pada tahap internasional dan memenangkan medali.
“Saya tidak mengira bisa sampai pada tahap ini. Karena banyak tahapan yang harus diikuti, dari tingkat kota, provinsi, nasional, sampai masih diseleksi lagi untuk menjadi tim yang akan mewakili Indonesia di ajang IOI ini,” kata dia.
Baca juga: Kemendikbudristek berikan beasiswa peserta IOI 2022
Ia mengaku telah memberikan kemampuan terbaiknya dalam kompetisi IOI 2022. Sebelum berkompetisi, dirinya sudah mengikuti beragam pelatihan dan pembekalan teknis dan mental.
“Dengan kesempatan ini saya berharap bahwa saya telah melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan baik bagi Indonesia maupun bagi tim olimpiade komputer Indonesia, yang telah membimbing saya selama ini,” katanya.
Presiden IOI Benjamin Burton mengajak semua peserta mengembangkan kompetensi di bidang informatika.
Dengan perubahan dunia saat ini, lanjut dia, banyak kesamaan yang dialami masyarakat dan perlu diakselerasi dengan teknologi.
“Gunakan kekuatan dan kemampuan kalian untuk kemanusiaan,” kata dia.
Baca juga: Ajang IOI 2022 hubungkan talenta digital dunia
Baca juga: IOI 2022 diharapkan memberi dampak pada perkembangan informatika
Baca juga: Mendikbudristek: Indonesia butuh talenta digital cerdas dan kreatif
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022