Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi tiga Industri Kecil dan Menengah (IKM) komoditas bumbu masak Indonesia ikut dalam pameran Adirasa Nusantara yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 10-14 Agustus 2022.
“Tiga IKM binaan ke Adirasa Nusantara itu, yaitu Rendang Uni Tutie dengan produk aneka rendang, CV Samara Micron Saleronell dengan produk keripik kentang yang dicampur dengan bumbu khas Indonesia, serta PT Sabana Barokah dengan produknya bumbu masak siap saji,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Reni mengungkapkan pameran skala nasional ini merupakan pameran produk pangan olahan dan kuliner khas Indonesia untuk mendongkrak potensi ekspor komoditas tersebut.
Adapun produk yang dipamerkan seperti makanan siap saji, produk pangan olahan, peralatan penunjang untuk rumah tangga, hotel dan restoran, produk tata saji, kerajinan dan interior, serta industri pengemasan makanan.
Ketiga IKM tersebut merupakan industri pilihan jebolan Indonesia Food Inovation (IFI) 2020 dan 2021, yang telah melalui beragam kurasi dan pendampingan dari Ditjen IKMA.
CV Samara Micron Seleronell merupakan IKM asal Bandung yang sejak 2018 memproduksi keripik kentang dengan ciri khas kombinasi bumbu non-MSG. Selain itu juga produksi rempah dan bumbu masak siap saji, seperti bumbu rendang, bumbu kuah bakso, bumbu rawon, bumbu empal gentong, bumbu laksa, hingga bumbu opor dan bumbu seblak.
Sementara itu rendang Uni Tutie diproduksi di Depok dengan variasi berupa aneka rendang siap saji, di antaranya rendang daging, rendang sapi kalio, rendang kacang merah (vegan), hingga rendang jengkol, serta bumbu atau pasta rendang.
Baca juga: Kemenperin bidik ekspor bumbu masak 2 miliar dolar AS
Sedangkan PT Sabana Barokah didirikan pada 2019 dan telah memproduksi 14 varian bumbu siap saji, terutama khas masakan Minang, Sumatera Barat. Ragam bumbu Saba yaitu seperti opor, kari ayam, kari ikan padang, ayam bakar padang, dan fried chicken.
“Pengembangan sentra olahan rempah dan bumbu nusantara memang menjadi salah satu program prioritas dalam mendukung Indonesia Spice Up The World yang dicanangkan sejak 2021,” kata Reni.
Untuk itu, Ditjen IKMA terus melakukan peningkatan nilai tambah komoditas rempah di sentra penghasil, salah satunya melalui revitalisasi sentra dengan Dana Alokasi Khusus.
Selain itu Kemenperin berupaya meningkatkan sistem keamanan pangan melalui bimbingan, pendampingan dan sertifikasi HACCP untuk meningkatkan daya saing.
Ada pula peningkatan teknologi dan kapasitas produksi melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan, peningkatan kualitas keamanan produk IKM melalui fasilitasi desain merek dan kemasan di Klinik Desain Merek Kemas Ditjen IKMA.
“Tahun ini, Ditjen IKMA melaksanakan kegiatan pembinaan bumbu dan rempah dilakukan di Kabupaten Lampung Timur dengan komoditi olahan lada hitam, Kabupaten Garut dengan komoditi olahan cabai (cabai kering, abon cabai, minyak cabai, dan saos cabai) dan Kabupaten Poso dengan komoditi cabai, dan saos cabai). Sedangkan melalui pengembangan sentra melalui Dana Alokasi Khusus dilakukan di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bangka dengan komoditi lada,” kata Reni.
Tak hanya itu, promosi peningkatan pasar melalui pameran, lokapasar lokal dan global juga terus digencarkan agar produk rempah dan bumbu masak Indonesia secara konsisten dapat hadir di pasar global.
Baca juga: Begini siasat industri bumbu masak hadapi tingginya harga cabai
Baca juga: Indonesia promosikan bumbu dan rempah di Hong Kong Food Expo
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022