Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkap langkahnya dalam hal meningkatkan konektivitas internet di Pulau Rinca adalah dengan menyiapkan fasilitas layanan internet satelit di Museum Kawasan Pulau Rinca.
Persiapan itu sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo yang pada Juli lalu berkunjung ke Pulau Rinca yang terletak di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Kemkominfo: 427 BTS dukung infrastruktur digital di NTT
"Kepala Negara meminta layanan infrastruktur telekomunikasi harus ditingkatkan. (Presiden) minta memasang akses internet untuk Museum Rinca yang langsung dihubungkan ke satelit,”ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate dalam siaran persnya yang diterima ANTARA, Senin.
Pulau Rinca merupakan bagian dari kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, NTT.
Rinca kerap menjadi alternatif pilihan lokasi wisata untuk para turis bisa menyaksikan kehidupan kawanan komodo yang merupakan hewan endemik asli NTT.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif menambahkan saat ini pihaknya telah menyediakan menara Base Transceiver Station (BTS) di daerah Pasir Panjang untuk menyediakan konektivitas internet bagi masyarakat di Pulau Rinca.
Baca juga: Kominfo: Pembangunan infrastruktur sokong transformasi digital
Menara tersebut diklaim dapat menghadirkan konektivitas internet dengan kecepatan hingga 30 Mbps.
Anang kemudian menyebutkan bahwa menara BTS itu dibangun pada 2020 dengan jenis Guymast memiliki ketinggian 32 meter dengan jangkauan sinyal bisa mencapai 1 kilometer.
“Kalau dilihat ciri tower Guymast, besinya cukup simple di tengah tetapi perlu diperkuat dengan ceiling baja untuk menjaga tower tetap stabil ketika terjadi hujan atau badai. Tipe tower ini yang dipilih karena sangat mudah untuk transportable-nya, di mana lokasinya harus dinaikkan di atas bukit melalui jalan setapak,” kata Anang menjelaskan ciri-ciri menara BTS di Pasir Panjang.
Kehadiran menara BTS 4G itu dinilai telah membantu untuk memenuhi kebutuhan layanan internet di DPSP Labuan Bajo.
Baca juga: J-Hope rilis solo album Juli hingga perangkat VR Apple luncur 2023
Adapun layanan internet dari operator seluler yang masuk dalam kategori paling stabil adalah dari Telkomsel yang merupakan mitra BAKTI.
Menariknya, menara BTS yang hadir di Desa Pasir Panjang telah menerapkan prinsip keberlanjutan dengan memanfaatkan tenaga surya untuk pembangkit listriknya.
Pembangkit listrik tenaga surya dipilih karena adanya keterbatasan akses dari listrik yang disediakan oleh PLN.
“Jadi listriknya pun independen, tidak menggunakan listrik dari PLN karena jangkauannya cukup terbatas di sini karena beberapa jalur listrik hanya untuk penggunaan di lampu jalan dan untuk warga,” ujar Anang.
Baca juga: Menkominfo janji pembangunan BTS di 3T rampung di masa jabatannya
Dengan menggunakan panel surya untuk daya listriknya, BAKTI Kementerian Kominfo mengklaim mampu memenuhi kapasitas listrik yang dibutuhkan oleh menara BTS dan dapat menyediakan konektivitas yang baik untuk layanan internet.
Jika didukung dengan cuaca cerah, maka layanannya tentu dapat optimal bahkan bisa bertahan cukup lama.
“Jadi seharusnya dengan situasi normal, sinyal akan terus live selama 24 jam setiap hari, 7 hari seminggu hingga satu tahun 365 hari. Kami juga sudah perhitungkan hingga seluruh perumahan dan di pelabuhan di wilayah sektar Pulau Rinca Labuan Bajo coverage-nya terjangkau,” katanya.
Layanan menara BTS di Pasir Panjang itu saat ini sudah melayani sebanyak 450 kepala keluarga dengan total 1.600 penduduk.
Dengan persiapan Kementerian Kominfo menghadirkan internet satelit, nantinya tentu konektivitas internet di DPSP Labuan Bajo termasuk di Pulau Rinca dapat lebih optimal.
Baca juga: Sebanyak 302 BTS dibangun di Kalteng pangkas "blank spot"
Baca juga: BAKTI tak gentar bangun BTS 4G di Pegunungan Bintang
Baca juga: BAKTI pastikan ribuan menara BTS 4G di ribuan lokasi 3T sudah "on air"
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022