"Ekonomi nasional akan tumbuh dengan baik apabila didukung dengan masuknya investor asing ke pasar domestik yang selama ini cenderung `wait and see`," kata Dirut Bank Mega Tbk.

Jakarta (ANTARA News) - Perbankan di dalam negeri optimis bahwa ekonomi nasional akan tumbuh lebih cepat pada semester kedua 2006, melihat sejumlah indikator ekonomi membaik seperti inflasi yang rendah, dan rupiah yang terus meningkat terhadap dolar AS. "Indikator ekonomi yang makin membaik ini merupakan momentum bagi bank-bank segera mengupgrade diri menyambut tumbuhnya ekonomi nasional," kata Dirut Bank Mega Tbk, Yungky Setiawan kepada pers usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham (RULBPS) di Jakarta, Jumat. Menurut dia, ekonomi nasional saat ini belum menunjukkan perkembangan yang berarti, sekalipun perbankan nasional sudah menurunkan suku bunganya, menyusul merosotnya suku bunga penjaminan sebesar 25 basis poin. "Ekonomi nasional akan tumbuh dengan baik apabila didukung dengan masuknya investor asing ke pasar domestik yang selama ini cenderung `wait and see`," katanya. Pemerintah, menurut dia harus dapat menarik investor asing dengan melakukan kebijakan baru yang mendorong mereka segera menginvestasikan dananya, apalagi sejumlah investor asing seperti dari Malaysia, Singapura dan Jepang menyatakan siap masuk ke Indonesia. Investor asing seperti Jepang, Singapura dan Malaysia sangat berminat masuk ke Indonesia, membuka proyek baru, namun mereka masih hati-hati menginvestasikan dananya, karena situasi politik di dalam negeri masih belum nyaman, katanya. Meski demikian, ia lebih lanjut mengatakan, tanda-tanda ekonomi nasional berkembang makin terlihat, apalagi Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) kembali menurunkan tingkat suku bunga penjaminannya sehingga kebijakan uang ketat makin longgar. Perbaikan indikator ekonomi yang terus berlanjut itu, diharapkan akan menarik investor asing yang selama ini hanya menginvestasikan dana jangka pendek dengan bermain saham dapat mengalihkan dananya ke jangka panjang, katanya. Kondisi seperti ini, menurut Yungky, memicu Bank Mega untuk lebih mempersiapkan diri menambah modal kerja dan ekspansi usaha serta melakukan perubahan susunan pengurus untuk peningkatan kinerja pada tahun 2006. Penambahan modal ini akan diperoleh dengan menawarkan saham baru (right issue) sebanyak 200 juta lebih yang ditawarkan kepada masyarakat pada April mendatang dengan nilai nominal Rp500 per saham yang ditawarkan dengan harga Rp2.500,- yang akan digunakan untuk pengembangan, katanya. Total saham yang dikeluarkan Bank Mega saat ini mencapai 1.626 juta saham, ujarnya. Selain itu, banknya juga akan melakukan subdebt, namun melihat kondisi pasar kurang menguntungkan maka rencana itu untuk sementara ditunda dan akan dilakukan pada kuartal keempat tahun ini Untuk itu, katanya, Bank Mega akan meningkatkan penyaluran kredit sebesar Rp17,3 triliun, dan bisa meraih Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp27 triliun dengan aset meningkat mencapai Rp30 triliun, sehingga interest margin bisa meningkat. Semua itu diupayakan untuk dapat meningkatkan laba bersih pada 2006 mencapai Rp305,4 miliar, dengan meningkatkkan jaringan kerja menjadi 150 kantor.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006