"Jika mau berbenah PPP harus bisa meyiasati isu yang akan diambil pada Pemilu 2009," kata pengamat politik Syamsuddin Haris.
Jakarta (ANTARA News) - Kecenderungan penurunan dukungan publik kepada PPP dalam beberapa kali pemilu perlu segera disikapi seluruh jajarannya agar partai ini bangkit kembali dan mendapat tempat di masyarakat, terutama di kalangan umat Islam. Pernyataan itu diungkapkan Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali dalam diskusi bertema "PPP dan Harapan Pada Pemilu 2009" di Jakarta, Jumat. Suryadharma Ali mengakui PPP sebagai partai yang secara konsisten berasaskan Islam terus mengalami penurunan dukungan pada beberapa pemilu. Sejak Pemilu 1977 hingga 2004, PPP mengalami penurunan jumlah suara. Namun, PPP dalam Pemilu 2004 masih menempati posisi ketiga. Dia menyatakan, persoalan ini menjadi tantangan bagi partai ke depan. Suryadharma mengajak kalangan PPP untuk merenungkan apakah PPP masih relevan mengusung partai berasaskan Islam. Akibat represi dan homogenisasi politik berkepanjangan selama Orde Baru, telah terjadi moderasi, pluralisasi, bahkan demokratisasi di kalangan pemilih muslim. "Apalagi isu keislaman memang tidak bisa lagi dibawakan secara generik," kata Suryadharma yang juga Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah. Dia berharap, untuk ke depan PPP harus lebih mengedepankan solidaritas rasional, demokratik yang berorientasi pada peningkatan kemampuan partai dalam mengartikulasikan keinginan rakyat dan religius dengan memperlihatkan wajah Islam yang humanis. "Jadi bukan hanya mempersoalkan simbol atau label tetapi urgensinya mengacu kepada substantif," katanya. Menurut pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris, peluang dan tantangan PPP ke depan untuk mempertahankan perolehan suara dan kursi yang sudah dicapai (58 kursi) atau lebih meningkat lagi tentu sangat tergantung pada kemampuan partai ini memanfaatkan peluang dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapinya. "Jika mau berbenah PPP harus bisa meyiasati isu yang akan diambil pada Pemilu 2009," katanya. Sementara tokoh PPP Lukman Hakim Syaifuddin menilai peluang PPP ke depan jangan hanya platform yang selama ini didengungkan kepada rakyat, tetapi bagaimana mengartikulasikan keinginan yang hendak dicapai. Bachtiar Chamsjah yang hadir dalam diskusi tersebut menyoroti lemahnya kaderisasi di tubuh partai. Dia mengakui, kelemahan ini terlihat dari kurangnya kader-kader partai yang menonjol di publik. "Harusnya sumber daya manusianya diperkuat agar PPP bisa tampil pada 2009 secara signifikan," kata Bachtiar.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006