Surabaya (ANTARA News) - Pengda PBSI Jawa Timur selaku panitia pelaksana akan bekerja keras melobi induk organisasi bulutangkis China, agar bersedia mengirimkan atlet-atlet terbaiknya berlaga di Kejuaraan Indonesia Open 2006 di Surabaya, 30 Mei hingga 4 Juni 2006. Demikian disampaikan Ketua Umum Pengda PBSI Jatim, Yacob Rusdianto kepada wartawan di sela-sela mengumumkan kepengurusan PBSI Jatim periode 2006 -2010 di Surabaya, Jumat. "Ketidakhadiran pemain-pemain China jelas akan mengurangi bobot kejuaraan, karena itu kami akan berusaha keras melobi China agar bersedia mengirimkan atletnya," katanya. Kekhawatiran panitia terhadap absennya pemain-pemain top "Negeri Tiari Bambu" dalam kejuaraan bintang enam berhadiah total 250 ribu dolar AS cukup besar, mengingat dalam beberapa kejuaraan yang diselenggarakan di China beberapa waktu lalu, pemain utama Indonesia juga absen. Kondisi itulah yang membuat China kemungkinan besar melakukan pembalasan dengan tidak menyertakan pemain terbaiknya di Indonesia Open mendatang. Hal ini sebenarnya sudah dilakukan saat Indonesia Open 2005 lalu di Jakarta, dimana pemain-pemain top China absen. Selain China, panpel Indonesia Open juga sempat mengkhawatirkan absennya pemain Denmark, menyusul kasus pemuatan simbol-simbol agama oleh media setempat yang memantik reaksi keras masyarakat muslim Indonesia, hingga kemudian Denmark menutup sementara Kedubes-nya di Jakarta. "Mungkin PB PBSI punya pertimbangan tersendiri dengan tidak mengirimkan atletnya di China, tapi apapun itu pasti ada dampaknya. Soal Denmark, kemungkinan besar pemainnya akan hadir karena kondisinya sudah reda," katanya. Yacob berencana menemui pengurus bulutangkis China untuk melakukan lobi terkait masalah tersebut, diantaranya saat berlangsung kejuaraan Asia dan perebutan Piala Thomas dan Uber beberapa waktu mendatang. "Semua potensi yang ada di Jatim akan kita kerahkan, termasuk sesepuh bulutangkis Njoo Kim Bie yang kenal baik dengan pengurus bulutangkis China, karena sama-sama mantan pemain dunia. Selain itu, kami juga akan minta bantuan PB PBSI," ujarnya. Mantan Direktur Pembinaan Daerah PB PBSI era Chaerul Tanjung ini menambahkan, sejak beberapa pekan bulan lalu panpel telah melakukan persiapan menghadapi Indonesia Open, termasuk merenovasi GOR Bulutangkis Sudirman yang menghabiskan dana Rp400 juta lebih. "Renovasi sudah berjalan 90 persen dan saat ini tinggal `finishing`. Mudah-mudahan akhir bulan ini selesai dan sebagai pemanasan akan digunakan untuk kejuaraan Piala Walikota Surabaya pada 18-22 April mendatang," tambahnya. Kejuaraan Indonesia Open di Surabaya merupakan yang kedua setelah penyelenggaraan serupa pada tahun 2002. Namun saat itu statusnya masih bintang lima dan diikuti hampir sebagian besar pemain top dunia, termasuk dari China, Korea, Denmark, Malaysia dan tuan rumah Indonesia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006