Semarang (ANTARA) -
Gamelan Kolosal itu ditampilkan 30 kelompok gamelan dan kuda lumping, yang terdiri atas 1.050 seniman jaranan dan pengrawit dari berbagai desa di Jawa Tengah.
Pertunjukan yang tidak biasa itu membuat ribuan masyarakat yang mengikuti kegiatan hari bebas dari kendaraan bermotor atau Car Free Day (CFD) di kawasan tersebut turut mengabadikan momen dengan kamera ponsel masing-masing.
Tak hanya menyaksikan, masyarakat juga ikut menari bersama penari jaranan, sehingga menjadi sebuah pertunjukan flashmob Tari Jaranan di kawasan Simpang Lima.
Salah seorang seniman dari Kelompok Setyo Langen Budoyo Wonosobo Yusuf Arifin sangat mengapresiasi kegiatan Gamelan Kolosal tersebut dan berterima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena telah memberikan bantuan gamelan kepada kelompok seni tradisi, khususnya kuda lumping dan jaranan.
"Ini memberikan kami semua suntikan semangat untuk lebih bisa lagi dalam berkesenian terutama untuk generasi muda. Kegiatan ini juga bisa memperkenalkan kepada masyarakat, bagaimana kesenian yang ada di Jawa Tengah itu memang luar biasa dan sangat beragam," kata Yusuf.
Baca juga: Tiga ribu orang ramaikan acara Indonesian Night Market di Sydney
Di antara para penari, turut hadir pula istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh, yang ikut menarikan jaranan.
"Asyik ya. Saya kebetulan lama banget nggak nari tradisional, mungkin (terakhir waktu) SD ya; karena ini pertama kali, jadi banyak nyontek depan belakang," kata Atikoh.
Dia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat yang ikut menari jaranan. Meskipun di era perkembangan teknologi digital, masyarakat masih mencintai budaya lokal.
"Melihat antusiasme masyarakat luar biasa, anak muda, anak kecil, tua, semua ikut menari. Semoga seni tradisional ini semakin eksis, kebudayaan lokal semakin dicintai, semakin membumi dan masyarakat Jawa Tengah semakin makmur gemah ripah loh jinawi," tambahnya.
Sementara itu, melalui rekaman video, Ganjar Pranowo menyampaikan permohonan maaf pada para seniman dan seluruh masyarakat karena tidak dapat hadir. Ganjar sedang berada di Jakarta untuk mengikuti acara bersama Presiden Joko Widodo.
"Saya mohon maaf, seharusnya saya hadir dan saya memang sudah menantikan lama acara ini, tapi terpaksa saya mengikuti secara daring karena harus mengikuti acara bersama Pakk Presiden di Jakarta," kata Ganjar.
Ganjar tetap menyaksikan secara penuh dan merasa bangga atas kemeriahan acara yang disajikan ribuan seniman tradisional bersama masyarakat dengan menari bersama.
"Betapa meriahnya acara ini, kesenian tradisional tampil dengan beragam pernak-pernik yang disajikan. Ada kuda lumping, ada karawitan, dan ada juga penampilan budaya dari berbagai daerah yang dibawakan adik-adik mahasiswa. Saya lihat semuanya semangat dan bergembira, bangga pokoknya," ujar Ganjar.
Baca juga: Upacara Melasti di Magelang tanpa alunan gamelan Bali
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022