Tempat-tempat pendidikan di kota yang menjadi pusat keuangan China itu telah berbulan-bulan ditutup akibat wabah COVID-19.
Otoritas setempat akan mewajibkan semua guru dan murid untuk menjalani tes asam nukleat setiap hari sebelum meninggalkan sekolah, menurut pernyataan dari Komisi Pendidikan Kota Shanghai.
Para guru dan murid juga diminta untuk menjalani "manajemen kesehatan mandiri" selama 14 hari di dalam kota sebelum pembukaan kembali dimulai.
Baca juga: Shanghai gelar tes asam nukleat massal seiring kasus baru COVID-19
Shanghai menutup semua sekolah pada pertengahan Maret sebelum kota itu menjalani penguncian (lockdown) pada April dan Mei untuk mengatasi wabah COVID-19 terburuk.
Pada Juni, kota itu mengizinkan siswa tingkat menengah dan atas untuk kembali belajar di sekolah, sedangkan siswa lainnya tetap melanjutkan belajar di rumah hingga akhir semester.
Kota terpadat di China itu melaporkan lima kasus baru COVID-19 yang ditularkan secara lokal dan semuanya tanpa gejala untuk Sabtu.
Jumlah kasus lokal secara nasional untuk hari yang sama tercatat pada angka 2.467.
Shanghai telah memperpanjang kewajiban tes COVID-19 mingguan dan melanjutkan pemberian tes gratis hingga akhir September sebagai upaya mengendalikan penyebaran virus, kata para pejabat.
Sumber: Reuters
Baca juga: Shanghai perpanjang tes wajib COVID-19 mingguan sampai September
Baca juga: COVID-19 mereda, lebih dari 100 bioskop di Shanghai dibuka kembali
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022