Labuan Bajo (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate meminta kolaborasi dari semua pihak pentahelix untuk membangun pariwisata holistik di Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur.
"Gagasan besar pastoral Pariwisata Holistik perlu didukung oleh semua pihak yang menyentuh luas kehidupan umat. Kerja sama multi pihak dalam pentahelix Indonesia yaitu pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan pers," kata Menteri Johnny dalam sambutannya pada Festival Golo Koe Labuan Bajo, Sabtu malam.
Menurutnya, pariwisata dapat berdampak positif seperti meningkatkan kesejahteraan ekonomi, mendorong perjumpaan dan dinamika sosial, serta memperkaya kultur atau budaya.
Johnny menilai pariwisata menjadi tulang emas untuk membangun kesejahteraan umum, mendorong persaudaraan dan persatuan global dalam keunikan bangsa, suku, bahasa, dan kultur.
Untuk itu, Johnny menekankan agar konsep Pariwisata Holistik yakni Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan yang diusung oleh Keuskupan Ruteng harus didukung secara penuh oleh semua pihak.
Kolaborasi multi pihak yang ada itu tentunya penting untuk memastikan gagasan dan konsistensi pembangunan dan pengembangan pariwisata holistik yang dibahas di Keuskupan Ruteng.
Pada kesempatan itu Johnny menyebut pemerintah telah menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia. Labuan Bajo pun telah menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Oleh karena itu dampak negatif dari pariwisata seperti terpinggirnya penduduk lokal, degradasi nilai etis spiritual, serta kerusakan lingkungan perlu diantisipasi.
Johnny berpesan agar sumber daya manusia lokal disiapkan untuk mendukung pariwisata holistik di Manggarai Raya.
"SDM lokal harus disiapkan dan ambil bagian dalam pariwisata," ucap Johnny.
Baca juga: Menko Marves puji festival Labuan Bajo angkat pariwisata holistik
Baca juga: Kemenparekraf optimalkan daya tarik wisata di luar kawasan TN Komodo
Baca juga: BPOLBF siap kembangkan UMKM yang terlibat dalam festival Labuan Bajo
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022