Bandung (ANTARA) - Pelatih PSIS Semarang Sergio Alexandre menyebut timnya kalah dari Persib Bandung karena situasi yang tak berpihak kepada timnya saat pertandingan berlangsung.


Antara lain, kata dia, situasi tersebut terjadi saat wasit memberikan hadiah tendangan penalti kepada Persib karena pelanggaran handball. Padahal, kata dia, bola tak mengenai tangan pemainnya yakni Jonathan Eduardo.

"Jonathan yang di babak pertama yang diklaim oleh wasit handball, ternyata Jonathan bilang (bola) itu mengenai iga, atau tulang rusuk," kata Sergio saat konferensi pers usai pertandingan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

Selain hal tersebut, dia mengatakan wasit telah melihat bahwa telah terjadi gol yang bersarang di gawang Persib saat momen Dewangga melempar bola dari pinggir lapang.

Baca juga: Dua gol Da Silva sukses bawa Persib raih kemenangan perdana

Namun, kata dia, wasit tiba-tiba mengubah keputusannya dan membatalkan gol tersebut. Menurutnya situasi tersebut yang membuat timnya gagal meraih poin di kandang Persib

"Wasit melihat di depan mata wasit bahwa itu sebuah gol, namun seperti yang sudah terjadi, tiba-tiba berubah," katanya.

Meski gagal mencuri poin di Bandung, menurutnya permainan yang ditampilkan timnya itu sudah sesuai dengan harapan. Dia pun mengaku bakal fokus membawa timnya untuk bersiap menghadapi laga selanjutnya.

"PSIS sendiri sebenarnya sedang menjalankan game plan berdasarkan yang diinginkan, namun situasi yang membuat PSIS kalah," kata dia.

Adapun PSIS kebobolan dua gol dari kaki Penyerang Persib David Da Silva. Pemain tersebut mencetak gol di menit ke-24 dari titik putih, kemudian di menit ke-65 setelah berhasil memperdaya pemain belakang PSIS.

Sedangkan PSIS pun sempat mencetak gol oleh Taisei Marukawa di menit ke-30. Gol Marukawa itu tercipta setelah memperdaya Kakang Rudianto dan melepaskan tembakan ke kiri gawang Made Wirawan.

Baca juga: Pelatih sebut masih perlu ada evaluasi meski Persib raih kemenangan
Baca juga: PSIS kalahkan Barito Putera 2-1

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022