Kecuali untuk memenuhi kontrak, eksportir menahan ekspor karena harga sedang turunMedan (ANTARA) - Eksportir karet Sumatera Utara (Sumut) untuk sementara menahan ekspor karena harga jual komoditas itu sedang tren menurun.
"Setelah sempat volume ekspor naik atau mencapai angka tertinggi di Juni sebanyak 36.734 ton, ekspor karet tren turun karena eksportir menahan ekspor," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat.
Harga karet yang tren turun itu dipengaruhi beberapa faktor seperti stok yang masih banyak di tangan importir.
Harga rata-rata harga karet TSR-20 FOB Singapora di Singapore Exchange (SGX) pada Juni hanya 1,63 dolar AS dan pada Juli menurun menjadi 1,58 dolar AS per kilogram.
"Kecuali untuk memenuhi kontrak, eksportir menahan ekspor karena harga sedang turun," kata Edy.
Baca juga: Harga ekspor karet melemah dampak RRT melakukan "lockdown"
Pada Juli volume ekspor karet Sumut hanya 31.297 ton dari Juni yang mencapai 36.734 ton.
Meski ekspor mulai turun sejak Juli, namun secara total yakni Januari - Juli 2022, volume ekspor karet Sumut masih naik 1,13 persen dibandingkan periode sama 2021.
Volume ekspor karet Januari-Juli 2022 sebesar 220.903 ton dengan negara tujuan ekspor karet Sumut di Juli sebanyak 32 negara.
Dari 32 negara itu, ekspor terbesar karet Sumut ke Jepang (32,4 persen), Brazil (12,2 ), Amerika Serikat (10,9 ), China (6,9) dan Turki (5,0).
Baca juga: Menakar keberlanjutan perkebunan karet
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022