Bandung (ANTARA) – Pada momentum Hari UMKM Nasional 2022, Kredit Biro Indonesia Jaya (KBIJ) serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menandatangani nota kesepahaman untuk mengintegrasikan layanan SKORKU milik KBIJ pada aplikasi SKOPI (Solusi Konsultasi Pembiayaan dan Investasi). Inovasi terbaru Kemenkop UKM ini diluncurkan pada kesempatan yang sama dengan dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, perwakilan LPIP dan Direktur Utama KBIJ Agus Subekti, perwakilan APPI, lembaga keuangan serta fintech lainnya.

Bertujuan menjadi platform digital untuk membantu pelaku UMKM, SKOPI adalah financial hub yang menghubungkan UMKM dengan berbagai lembaga pembiayaan dan investasi, baik bank dan non bank. Selain itu, terdapat berbagai informasi, solusi, konsultasi terkait pembiayaan dan investasi UMKM yang dapat diakses dengan mudah melalui tautan https://skopi.kemenkopukm.go.id.


SKOPI juga memungkinkan UMKM untuk mendapatkan informasi perkreditan atas nama dirinya. Hal itu berfungsi sebagai penilaian resiko kredit secara mandiri sebagai upaya untuk mengurangi resiko penolakan kredit dari penyedia jasa keuangan. Pelaku UMKM juga akan mendapatkan edukasi mengenai perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar informasi kredit menjadi lebih baik untuk permohonan fasilitas berikutnya lewat aplikasi SKORKU.


Dikembangkan oleh KBIJ selaku Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP), aplikasi mobile SKORKU ini telah mendapat izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengawasan portal pun turut dilakukan oleh Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM.


Direktur Utama KBIJ Agus Subekti mengatakan bahwa, “KBIJ mendukung program Kementerian Koperasi dan UKM dalam bentuk integrasi antara SKOPI dan aplikasi SKORKU sebagai sarana bagi UMKM untuk mendapatkan literasi keuangan, laporan perkreditan dan skor kredit. Dengan riwayat kredit dan skor kredit yang baik, berpeluang mendapat kesempatan untuk penawaran pinjaman dan suku bunga yang terbaik. SKORKU juga menyediakan informasi alternatif (non kredit) yang diharapkan dapat menggambarkan profil UMKM yang belum memiliki riwayat kredit.”


“Saat ini sudah tergabung 29 lembaga pembiayaan bank dan non bank dalam ekosistem SKOPI dengan puluhan produk pembiayaan dan investasi yaitu antara lain BRI, BNI, Mandiri, platform fintech P2P lending dan multifinance, platform securities crowdfunding atau urun dana. SKOPI juga didukung oleh LPIP KBIJ yang menyediakan aplikasi Cek Kredit Skoring. Ke depannya kami akan terus mengajak institusi jasa keuangan untuk bergabung dan bersama membantu UMKM memenuhi kebutuhan pembiayaan dan investasi,” kata Hanung Harimba Rachman selaku Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi dan UKM.


Dengan kehadiran SKORKU pada SKOPI, KBIJ bersama Kemenkop UKM terus berkomitmen menjalankan literasi keuangan untuk para pelaku UMKM di Indonesia. KBIJ juga berharap bentuk dukungan ini dapat membantu UMKM juara dengan digital sehingga bisa menghasilkan produk berkualitas serta inovatif. Hal ini dapat turut meningkatkan lapangan pekerjaan serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia Emas 2045.


Hari Nasional UMKM menjadi momentum untuk kembali mengingatkan pentingnya dukungan bagi para pelaku UMKM. Terlebih selama pandemi, yang mendorong UMKM untuk semakin beradaptasi dengan ekosistem digital. Saat ini jumlah UMKM Indonesia telah mencapai 19 juta, bertumbuh sekitar 137% dibandingkan sebelum pandemi.


Dalam meningkatkan daya saing dan menjadi tulang punggung kedaulatan ekonomi bangsa, dukungan dari berbagai pihak diperlukan oleh UMKM. Di antaranya melalui pinjaman modal dari para fasilitator pembiayaan (melalui KUR, LPDB KUKM), pelayanan dari platform digital untuk bagi UMKM seperti financial hub dan lembaga credit scoring, lamikro, ISSMEI (integrasi perijinan UMKM), Kampus UKM, LHKPN, Smesta, dan Katalog UKM.


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022