Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti mengatakan gerakan Pramuka, yang memiliki Saka Bhakti Husada, merupakan agen strategis dalam mencegah dan menurunkan angka kekerdilan pada anak atau stunting di Indonesia.

"Pramuka bisa berkontribusi mencegah stunting dengan memberikan edukasi bagi remaja putri tentang pola makan sehat dengan menu seimbang untuk mencegah anemia,” kata Brian dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia mengungkapkan anemia menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama wanita usia reproduksi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, satu di antara dua perempuan usia 15-34 tahun di Indonesia mengalami anemia, termasuk ibu hamil.

"Padahal ibu hamil dengan anemia punya risiko tinggi melahirkan anak stunting," tambahnya.

Brian menjelaskan anemia yang sering terjadi pada ibu hamil disebabkan kurangnya zat besi di dalam tubuh, sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah sehat.

Dia juga anggota Pramuka merapatkan barisan dan bergerak bersama-sama dalam memberikan edukasi pencegahan anemia pada remaja untuk menciptakan generasi penerus bangsa bebas dari stunting​​​​​​​.

Baca juga: BKKBN: Responsif dan luhur nilai jalankan program turunkan stunting
Baca juga: Menpolhukam: Penurunan stunting, paling prioritas bangun manusia RI

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022