Selama ini masyarakat hanya menyoroti jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi terhadap kesehatan, namun mengabaikan pengaruh kemasan makanan atau minuman tersebut serta kandungan dalam kemasan tersebut terhadap kesehatan


Bahaya BPA

Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Tidak Menular PB IDI Dr. Agustina Puspitasari, SpOk, SubSp. BioKO(K) menyampaikan bahwa secara global, BPA banyak digunakan pada produk-produk seperti botol air yang dapat digunakan kembali, plastik polikarbonat, plastik pengemas, pelapis kaleng makanan, pipa air.

Baca juga: Cara aman beli makanan dalam kemasan plastik di saat pandemi

Namun yang penjadi perhatian adalah migrasi partikel BPA ke dalam makanan atau minuman yang bersinggungan langsung pada kemasan primernya dapat meningkatkan dampak risiko kesehatan yang timbul dari pemakaian kemasan BPA.

"Ini yang menjadi keprihatinan kami," ujar Agustina.

Agustina kemudian menjelaskan berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA mempengaruhi fisiologi yang dikendalikan oleh endokrin, kelenjar prostat dan perkembangan otak pada janin, bayi dan anak-anak. Hal ini juga mempengaruhi kesehatan dan perilaku anak.

Penelitian lain juga menunjukkan kemungkinan hubungan antara BPA dengan peningkatan tekanan darah, diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Baca juga: Label kalori di kemasan makanan sering tidak akurat?

Pada tahun 1950, BPA mulai digunakan dalam resin epoksi dan bahan dasar pembuatan plastik polikarbonat. Namun di tahun 1970, program nasional toksisitas di US menemukan bahwa BPA bersifat toksik bagi organ reproduksi.

Setelah melewati banyak uji penelitian, tahun 2008, Badan Pengawas Makanan dan Obat di Amerika Serikat (US-FDA) menetapkan batas konsentrasi asupan, sementara negara Kanada mengeluarkan larangan terbatas penggunaan BPA dan mengklasifikasikannya sebagai zat beracun.

Pada tahun 2011, Komisi Regulasi Uni Eropa mengeluarkan SML (Specific Migration Limit) dan melarang menggunakan BPA pada produk botol bayi dan anak-anak.

Bahkan sejumlah negara menerapkan Pengaturan spesifik BPA pada kemasan pangan. Seperti Perancis yang melarang penggunaan BPA pada seluruh kemasan kontak pangan.

Negara bagian California di Amerika Serikat mewajibkan produsen untuk mencantumkan label “kemasan ini mengandung BPA yang berpotensi menyebabkan kanker, gangguan kehamilan dan sistem reproduksi. Sementara Denmark, Austria, Swedia, Malaysia: pelarangan penggunaan BPA pada kemasan kontak pangan untuk konsumen usia rentan 0-3 tahun.



Baca juga: Hindari plastik, lima jenis wadah makanan berkelanjutan solusinya

Baca juga: Kemasan higienis syarat mutlak di tengah pandemi

Baca juga: Plepah, kemasan makanan inovatif berbahan dasar pelepah pinang

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022