San Francisco (ANTARA News) - Pencipta film "Star Wars" yang legendaris, George Lucas mengemukakan di depan hadirin yang memadati ruangan, Rabu, bahwa AS merupakan sebuah negara layaknya sebuah provinsi dengan budaya yang telah menyerbu dunia lewat Hollywood. Lucas mengemukakan hal itu ketika menerima penghargaan "Global Vision Award" dari Dewan Urusan Dunia di ballroom sebuah hotel di pusat kota San Francisco. "Selama ada perbincangan mengenai Hollywood, Hollywood memiliki dampak yang sangat besar atas bagian dunia lainnya," kata Lucas saat membahas film-filmnya dan peningkatan pendidikan dengan teknologi komputer. "Itu memperlihatkan segala moralitas yang kita dukung di negara ini, baik atau buruk. Orang Perancis merupakan yang pertama yang mulai meneriakkan imperialisme budaya." Sejumlah orang di negara lain merasa terganggu dengan apa yang mereka saksikan ketika budaya AS "melumatkan" seni dan bioskop lokal, katanya, seperti dilaporkan AFP. Lucas mendukung para mahasiswa AS yang belajat di luar negeri untuk membantu mengilhami mereka dengan perspektif yang lebih mengglobal. "Belajar di luar negeri sangat penting: bukan hanya agar anak-anak dapat keluar dari negara ini, tetapi juga memperoleh pengalaman bahwa ada dunia yang besar di luar sana," kata Lucas. "Kita hanyalah sebuah negara propinsi. Presiden kita jarang keluar negeri." Tanggungjawab yang dipikul para pembuat film adalah berhati-hati dengan pesan yang mereka sampaikan, karena mereka berbicara "dengan suara yang amat keras," kata sutradara film terkenal itu. Seperti Mozart Anggota Kongtres dari California, Nancy Pelosi menganugerahkan Lucas dengan penghargaan dewan tersebut, dengan menyamakan dirinya kepada komponis Wolfgang Amadeus Mozart. Dewan itu menjuluki Lucas sebagai "bapak film digital" dengan wawasan yang dalam terhadap globalisasi budaya. "Seperti Mozart, George Lucas bukan jenius yang luar biasa," kata Pelosi. "Ia adalah seorang tukang sihir. Ia akan dikenang sebagai legenda." (*)
Copyright © ANTARA 2006