Banda Aceh (ANTARA) - Aroma rempah merebak dari wajan belanga dan kuali besar, seakan menghipnotis para tamu hilir mudik di anjungan Kabupaten Aceh Besar di Taman Sulthanah Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.
Kuah beulangong dan sie reuboh (daging rebus asam cuka) itulah menu utama khas daerah Kabupaten Aceh Besar keuneubah ureng jameun (peninggalan orang tempo dulu) dari Aceh untuk Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten itu mengusung tema keuneubah indatu pada perhelatan Aceh Culinary Festival (ACF) tahun 2022.
Tak berhenti dari sajian khas peninggalan orang tempo dulu, mereka juga ikut menghadirkan pembawa acara kuliner ternama Benu Bulo dalam demo memasak kuah beulangong yang disajikan di paviliun Aceh Besar.
Selamat datang di Rumoh Aceh anjungan Aceh Besar, kata Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto bersama Pj TP PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani saat menyambut Sekda Aceh, Taqwallah bersama Direktur Even Daerah Kemenparekraf RI, Reza Fahlevi dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal saat bertandang ke anjungan tersebut.
Beragam menu khas daerah dari bumi para raja-raja itu telah tersaji dengan rapi untuk tamu kehormatan yang saat itu berkesempatan mengunjungi langsung anjungan Kabupaten Aceh Besar.
Sie reuboh, kuah beulangong, manoek asam keueung, rujak ue groh dan eungkot paya serta sejumlah kuliner lainnya telah siap untuk disantap oleh para tamu. Menu itu juga akan dapat dinikmati dan dicicipi oleh para pengunjung yang bertandang ke paviliun Aceh Besar.
Pj Ketua TP PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani menuturkan konsep kuliner keunebah indatu tersebut tak lain adalah bagian memperkenalkan ragam kekayaan makanan khas yang ada di kabupaten yang memiliki 23 kecamatan tersebut.
Penyajian kuliner keunebah indatu tersebut juga sarana mempromosikan makanan khas dengan cita rasa khas guna menarik pengunjung untuk datang kembali menjelajah kuliner di kabupaten itu.
Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke Aceh Besar sebelum menikmati kuah beulangong dan sie reboh yang mudah dijumpai di warung-warung nasi di Aceh Besar dan Banda Aceh yang namanya juga sudah tersohor seantero negeri.
Cut menjelaskan dalam Aceh Culinary festival itu, pihaknya tidak hanya menyajikan makanan khas, tapi juga memperkenalkan bumbu-bumbu dan rempah-rempah yang menjadi racikan dalam sajian makanan kas asal daerah itu.
Pihaknya juga menempatkan rempah-rempah dalam wajan yang tersusun rapi dan membubuhkan nama dari sajian yang disajikan itu.
Untuk sie reboh misalnya, makanan berbahan rebusan daging sapi itu dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai merah, merica, kunyit, dan yang menjadi cita rasa dari menu tersebut adalah cuka dari ie jok.
Tak hanya itu, di sana juga ada asam kareng, boh itek deudah, on muling teuphep, ayam pramugari, pulot, kuah beulangong, manoek asam keueung, eungkot paya dan satu menu yang jangan dilewatkan yakni rujak u groh.
Menurut dia beragam khas kuliner yang disajikan itu merupakan bagian kolaborasi semua pihak yakni instansi terkait, TP PKK dan tentu yang andil besar dalam merawat tradisi keuneubah ureng jamen tersebut adalah para pelaku UMKM di kabupaten setempat.
Baca juga: Merawat tradisi menyajikan kanji rumbi selama Ramadhan di Aceh
Baca juga: Anggota DPR ajak pengusaha peduli produk halal
Juara kuliner terbaik
Pada perhelatan ACF 2022, paviliun Kabupaten Aceh Besar dinobatkan sebagai anjungan kuliner terbaik pertama dari Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh.
Penghargaan tersebut diserahkan Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal dan diterima langsung Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto saat penutupan ACF 2022 yang dihelat di Taman Sulthanah Ratu Safiatuddin.
ACF 2022 merupakan salah satu dari deretan ajang ‘Khazanah Piasan Nanggroe’ Aceh yang juga masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 Kemenparekraf RI.
Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto usai menerima penghargaan dari Pemerintah Aceh tersebut menyampaikan terima kasih kepada para pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di sektor kuliner.
“Keberadaan mereka dalam kegiatan ini sangat membantu dalam melestarikan berbagai kuliner khas Aceh Besar sehingga dapat dinikmati para tamu yang berkunjung ke Aceh,” katanya.
Iswanto mengatakan hasil tersebut dapat diraih berkat dukungan seluruh pemangku kepentingan di Aceh Besar yang selama sepekan terakhir terus bekerja menyukseskan ajang tersebut.
Selain itu kekompakan UMKM juga merupakan kontribusi utama sehingga Aceh Besar berhasil keluar sebagai juara pertama.
"Kita bersyukur dengan kekompakan UMKM. Alhamdulillah, diberikan anugerah sebagai paviliun kuliner terbaik tahun ini," kata Iswanto di Anjungan Aceh Besar, Komplek Taman Sulthanah Ratu Safiatuddin.
ACF berkolaborasi dengan Bank Indonesia Provinsi Aceh untuk melaksanaan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar).
ACF atau Festival Kuliner Aceh yang digelar Disbudpar Aceh berlangsung pada 5-7 Agustus 2022 merupakan bagian melestarikan dan mempromosikan kuliner tradisional Aceh.
ACF22 menawarkan destinasi wisata kuliner atau “surga” bagi para pelancong makanan atau food traveler, terutama bagi anda penggemar cita rasa makanan khas Nusantara.
Kegiatan itu juga bagian melestarikan, merawat dan mempromosikan kuliner tradisional khas Aceh ke dunia.
Semoga kuliner khas Aceh keunebah (peninggalan) indatu terus terawat tak tergerus zaman.*
Baca juga: Gernas BBI, KKP perlu angkat wisata kuliner Aceh yang "maknyus"
Baca juga: Azizah, eks pasukan Inong Balee GAM yang kini sukses berbisnis kuliner
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022