Jakarta (ANTARA) - Nielsen Indonesia mencatat media televisi berhasil menyerap Rp107,5 triliun dari total belanja iklan yang sebesar Rp135 triliun pada semester I tahun 2022 ini.
Director Client Lead Nielsen Indonesia Selly Cahyani Putri mengatakan televisi masih mendominasi serapan belanja iklan dibanding media lain dengan presentase sebesar 79,7 persen pada periode ini.
Menurutnya, rate card televisi yang naik sekitar tujuh persen, justru membuat belanja iklan pada media itu tumbuh sebesar delapan persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Jadi delapan persen kenaikan TV ini lebih didorong karena kenaikan rate card. Jadi stasiun TV nya menaikkan harga rate card sekitar 7 persen" ujar Selly dalam Nielsen Press Club di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Nielsen catat iklan kreatif bermigrasi ke media digital selama pandemi
Selly mengatakan belanja iklan pada televisi didominasi oleh industri Fast Moving Consumer Good (FMCG), yakni seperti makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan, produk kebersihan dan lainnya.
Ia mengatakan jumlah spot iklan di televisi juga terus mengalami kenaikan, yakni pada semester I 2019, spot iklan sebanyak 2,13 juta, semester I 2020 naik menjadi 2,34 juta, semester I 2021 naik menjadi 2,88 juta dan semester I tahun ini naik menjadi 2,91 juta.
"Kenaikan spot iklan di TV tahun ini naik sekitar satu persen," ujar Selly.
Selain 79,7 persen diserap oleh televisi, belanja iklan yang sebesar Rp135 triliun pada semester I tahun ini, 15,2 persen diserap oleh media digital, 4,8 persen diserap media cetak dan 0,3 persen diserap radio.
Nielsen melakukan monitoring terhadap 15 stasiun televisi, 161 media cetak, 104 radio, 200 situs dan 3 media sosial. Dalam melakukan perhitungan, Nielsen menggunakan metode gross rate card, yakni tidak memasukkan unsur diskon, promo, paket dan lainnya.
Baca juga: Nielsen: Belanja iklan capai Rp135 triliun, tanda industri pulih
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022