Banjarmasin (ANTARA) - Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin berkeinginan banyak pesantren di Kalimantan Selatan bergabung ke One Pesantren One Product (OPOP) untuk menguatkan ekonomi.
"Tadi dikatakan ada 286 pesantren, kita harapkan banyak yang mendaftar di Kemenag dan ikut di OPOP ini," ujarnya, usai launching OPOP Kalsel di Banjarbaru, Kamis.
Saat ini baru 34 pesantren yang tergabung di OPOP Kalsel, kata dia, masih banyak peluang untuk bergabung.
"Akan kita sosialisasi agar bergabung di OPOP ini," ujarnya.
Produk pesantren, kata dia, berpotensi mendukung pemulihan ekonomi, untuk Kalsel akan berkiblat dari OPOP Jawa Timur yang saat ini bersiap untuk ekspor.
"Kita melihat dari Jawa Timur, ternyata pesantren itu mendukung ekonomi luar biasa untuk ekspor. Kalsel juga akan seperti itu akan meniru," ujarnya.
Sebagai instansi terkait, Kepala Dinas Koperasi dan UMK Kalsel Gusti Yanuar Noor Rifai pernah mengatakan OPOP ini merupakan sebuah konsep untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren.
"Kalsel adalah provinsi ketiga yang menerapkan OPOP di Indonesia," ujar Yanuar yang juga sebagai Kepala Harian OPOP Kalsel itu.
Sebelumnya, kata dia, pelaksanaan OPOP sudah digelar di Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Kalsel mengadopsi gagasan tersebut, salah satu tujuannya menciptakan sistem ekonomi umat melalui pesantren dan santri, hingga bisa berdaya saing baik nasional maupun global," terangnya.
Sekretaris DPW Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalsel Edy Setyo Utomo mengatakan dari 286 pesantren yang terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) Kalsel, pada tahun pertama ditargetkan ada 50 - 100 pesantren yang bergabung di OPOP.
"Penentuan pesantren akan dikoordinasikan dengan Kemenag dan Dinas Koperasi dan UMK Kalsel," ujarnya, saat wawancara sebelumnya.
Beberapa pondok pesantren, kata dia, sudah ada yang memiliki produk unggulan masing-masing dan bahkan sudah ada yang lebih dari satu produk.
Terkait produk, kata dia, OPOP akan membuat enam kategori unit usaha, di antaranya pertanian dan perkebunan, peternakan, perikanan, busana, makanan dan minuman, jasa, dan kerajinan.
"Penggolongan itu apakah ponpes sudah memiliki usaha atau sudah memulai usaha," ujarnya.
Konsep OPOP, kata Edy, ada tiga pilar di antaranya pesantrenpreneur, santripreneur dan sosiopreneur.
"Santripreneur fokus kepada santri, pesantrenpreneur fokus kepada aspek kelembagaan badan usaha di pesantren berupa koperasi atau PT. Dan sosiopreneur fokus kepada lingkungan, karena di pesantren ada ustadz, wali murid, warga sekitar dan lainnya," jelasnya.
Terkait, pelaksanaan Expo OPOP Kalsel yang dilaunching Wapres Ma'ruf hari ini, akan diselenggarakan sampai 14 Agustus 2022 di Lapangan Dr. Murjani Kota Banjarbaru.
Baca juga: Wapres: Pesantren harus jadi integrator pengembangan ekonomi rakyat
Baca juga: Wapres Ma'ruf resmikan OPOP Kalimantan Selatan Expo 2022
Pewarta: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022