Kupang (ANTARA) - Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Dr Ahmad Atang mendorong masyarakat untuk mewaspadai munculnya praktik politik identitas bernuansa Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA) pada Pemilu 2024.
"Eksploitasi politik identitas yang bernuansa SARA perlu diwaspadai karena sangat berpotensi mewarnai Pemilu di tahun 2024," katanya ketika dihubungi di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peluang munculnya politik identitas dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Menurut dia, pelaksanaan Pemilu 2024 yang berlangsung serentak dalam pemilihan wakil rakyat dan kepala daerah akan memberikan banyak perhatian publik.
Dengan demikian, kata dia nuansa yang berpeluang muncul berupa keterbelahan dan rivalitas pada level masyarakat semakin terbuka lebar.
Oleh karena itu perlu diwaspadai munculnya praktik politik identitas bernuansa SARA yang dimainkan oknum atau pihak tertentu yang akan mempertajam rivalitas di masyarakat.
Ahmad Atang mendorong adanya upaya antisipasi dari berbagai pihak, baik pemerintah melalui berbagai instrumennya maupun elemen masyarakat lain melalui edukasi memadai kepada masyarakat.
"Edukasi ini penting dilakukan karena praktik politik dengan penyebarluasan informasi yang tidak benar (hoaks) juga sangat berpeluang mewarnai Pemilu 2024," katanya.
Lebih lanjut Ahmad Atang juga mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pemilu agar meningkatkan edukasi bagi pemilih pemula atau pemilih rentan lain seperti anak muda, pemilih perempuan.
"Edukasi ini penting menjadi perhatian serius karena mereka belum memiliki orientasi politik yang matang dan cenderung emosional dalam memilih," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022